Mohon tunggu...
Agung Chris
Agung Chris Mohon Tunggu... Guru - Guru

Semangat berkarya... Untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Panah Asa Menembus Lubang Jarum

31 Juli 2024   00:15 Diperbarui: 31 Juli 2024   00:20 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berikut adalah puisi berjudul "Memanah Asa di Lubang Jarum Senioritas Abadi":

Di tengah lautan usia, terhampar luas,

Panah Asa Menembus Jarum

Di antara benang kusut, hierarki bertahta,
Senioritas membayang, bak dinding kokoh.
Asa terkurung, bak burung dalam sangkar,
Merindukan kebebasan, terbang bebas.

Namun, panah harapan, takkan pernah pudar,
Menerjang belenggu, menembus kepompongan.
Dengan hati lapang, dan jiwa yang rendah,
Kita buka jalan, menuju kemenangan.

Kerendahan hati, kunci utama,
Menghormati yang lebih tua, tanpa menunduk.
Keberanian untuk berbeda, menjadi nyata,
Menyuarakan kebenaran, tanpa ragu.

Lubang jarum sempit, akan kita lalui,
Dengan semangat membara, dan keyakinan diri.
Masa depan cerah, menanti di sisi,
Untuk mereka yang berani, bermimpi.

Ada lubang jarum, sempit dan nyaris tak berbekas.
Senioritas, raksasa tak terlihat yang berdiri,
Mengintai setiap langkah, menantang mimpi.

Kau hadir dengan asa, panah di tangan,
Mengintai tujuan, meski jalannya tertutup bayangan.
Tak mudah, namun kau tak gentar pada peran,
Karena hanya kelapangan hati yang jadi tumpuan.

Di tengah hierarki yang kokoh, tak goyah,
Hanya dengan rendah hati, kau mendaki tanjakan.
Menghormati yang tua, tanpa melupakan asa,
Meniti jalan, menembus lubang jarum yang sempit itu juga.

Dengan hati yang lapang, kau membuka jalan,
Menghadapi rintangan, meski penuh dengan tantangan.
Kerendahan hati adalah senjata terkuat,
Memanah asa, menembus batas yang tampak kuat.

Senioritas mungkin abadi, tak pernah usang,
Namun kelapangan hati selalu menemukan jalan.
Dengan rendah hati, kau menembus tembok besar,
Mencapai bintang, meski jalannya begitu sukar.

Ingatlah, wahai pejuang yang gigih,
Dalam lubang jarum yang sempit, ada harapan yang tak sirna.
Asa yang kau panah, dengan hati yang lapang,
Akan menembus semua batas, melampaui senioritas abadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun