Mohon tunggu...
Agung Chris
Agung Chris Mohon Tunggu... Guru - Guru

Semangat berkarya... Untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sesak: Diatap Langit Senja

25 Maret 2024   22:56 Diperbarui: 25 Maret 2024   22:58 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sesak: Di Atap Langit Senja

Bait 1:

Di atap langit senja, aku duduk termenung,
Menatap hamparan jingga yang mulai meredup.
Angin sepoi-sepoi membelai rambutku,
Membawa aroma tanah basah yang menenangkan.

Bait 2:

Namun, di balik keindahan senja,
Sesuatu terasa sesak di dada.
Pikiran berkecamuk, hati bimbang,
Mencari jawaban atas pertanyaan yang tak terjawab.

Bait 3:

Bintang-bintang mulai bermunculan,
Menerangi langit yang semakin gelap.
Seolah-olah mereka ingin berkata,
"Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja."

Bait 4:

Aku menarik napas dalam-dalam,
Mencoba menenangkan diri.
Kupejamkan mata, dan kubisikkan doa,
Memohon petunjuk dan kekuatan.

Bait 5:

Senja pun berlalu, digantikan oleh malam.
Aku masih duduk di atap langit,
Menatap bintang-bintang yang berkilauan,
Berharap esok hari akan lebih cerah.

Penutup:

Di atap langit senja, aku menemukan kedamaian,
Tempat aku bisa merenungkan diri dan mencari jawaban.
Aku yakin, di balik setiap kesulitan,
Selalu ada harapan dan kebahagiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun