Mohon tunggu...
Agung Chris
Agung Chris Mohon Tunggu... Guru - Guru

Semangat berkarya... Untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mabuk Dunia Bukan Mabuk Tuak Surga

17 Maret 2024   14:07 Diperbarui: 17 Maret 2024   14:15 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mabuk Dunia Bukan Mabuk Tuak Surga

Bait Pertama:

Empu Ranubaya, namamu harum mewangi,
Terukir dalam sejarah sebagai pujangga tersohor.
Namun, kisah cintamu bagai legenda yang tragis,
Penuh dengan nafsu dan ambisi yang membara.

Bait Kedua:

Terbuai dalam kemewahan dan kekuasaan,
Kau mabuk dunia dan lupa diri.
Cintamu pada Ken Arok bagai racun yang memabukkan,
Membuatmu terjerumus dalam dosa dan kehinaan.

Bait Ketiga:

Tuak surga kau tinggalkan,
Tergoda oleh kenikmatan dunia yang semu.
Kehormatan dan martabat kau gadaikan,
Demi memuaskan nafsu dan ambisi yang tak terkendali.

Bait Keempat:

Hingga akhirnya kau tersadar,
Saat kau melihat kenyataan pahit yang terbentang.
Penyesalan dan rasa malu menghantui,
Namun tak ada lagi jalan untuk kembali.

Penutup:

Kisahmu menjadi pelajaran berharga,
Bahwa mabuk dunia bukan mabuk tuak surga.
Hati-hatilah dalam melangkah,
Agar terhindar dari dosa dan kehinaan.

Catatan:

Puisi ini berjudul "Mabuk Dunia Bukan Mabuk Tuak Surga". Puisi ini terinspirasi dari kisah cinta Empu Ranubaya yang tragis dan penuh dengan nafsu dan ambisi. Puisi ini mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam melangkah agar terhindar dari dosa dan kehinaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun