Mohon tunggu...
Agung Kuswantoro
Agung Kuswantoro Mohon Tunggu... Administrasi - UNNES

Pengin istiqomah dan ingin menjadikan menulis menjadi kebiasaan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Helm, Bicara Ngapak, dan Kereta Kaligungmas

22 Agustus 2016   05:31 Diperbarui: 22 Agustus 2016   07:12 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga kata frasa di atas memiliki kaitannya saat saya pulang kampung ke Pemalang. Kota yang notabene terkenal dengan bahasa ngapak, nampak terasa saat naik kereta Kaligungmas. Terlihat didalam kereta orangnya cuek-cuek dengan cara duduknya dan gaya bicaranya. Namun itulah, menurut saya ciri khasnya orang Pantura. Pan be doratau pan poramenjadi semboyan yang kuat bagi mereka. Intinya kita santun kepada mereka, maka mereka juga akan santun.

Anehnya lagi, jika saya perhatikan mereka tidak lepas dengan pemakaian helm di kereta atau helm yang menggantung di bagasi kereta. Sehingga terasa kaligungmasnya saat saya naik kereta ini. Pemandangan helm di bagasi atas, selalu ada. Memang kereta ini, murah meriah dan aman serta nyaman. Cukup dengan uang 50.000 (Agustus 2016) kita bisa pergi dari Tegal ke Semarang. Sebuah harga yang relatif murah bagi pebisnis. Namun fasilitasnya cukup memenuhi, dengan tawaran minuman, makanan, dan musik mp3, serta pemandangan hutan dan lautan yang dapat dinikmati secara percuma.

Sederhana dan bahagia yang dirasakan saat naik kereta Kaligungmas. Kata orang, kereta ini kebanyakan mahasiswa dan pekerja pantura yang bekerja di Semarang, sehingga mereka menyiapkan helm saat mereka akan naik kereta, kemudian di jemput oleh teman yang ada di Semarang. Saya pun merasakan hal demikian saat menjadi mahasiswa. Kadang, saya bawa helm dari rumah, kemudian sesampai di stasiun Poncol, teman kos saya menjemputnya. Saya turun dari kereta pun dalam keadaan memakai helm. Rasanya seperti astronot yang mendarat ke bulan, harapannya dengan mewujudkan mimpi-mimpi dari desa ke kota Semarang.

Inilah khasnya kereta ini. Helm dan bahasa ngapak menjadi satu kesatuan yang tidak bisa lepas dari kereta kaligungmas. Selamat mudik. Hati-hati di jalan, semoga selamat sampai tujuan.

Semarang, 21 Agustus 2016

Agung Kuswantoro

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun