Langkah yang harus dilakukan oleh pemuda yang ingin menikah adalah membangun komunikasi dengan diri sendiri.
Bagaimana orang lain akan percaya dengan kita? sementara diri sendiri tidak dapat memahami siapa kita? Bagaimana meyakinkan istri kelak?
Tindakan dan wujud komunikasi yang tepat adalah “memantaskan diri”. Misalkan kita menginginkan wanita yang pandai, maka seharusnya kita banyak belajar, membaca dan menulis sehingga layak disebut sebagai orang pandai.
Dengan cara bergaul dengan yang pandai. Orang mengatakan, jika kita bergaul dengan penjual wewangian, maka kita akan kena wanginya.
Demikian juga dengan orang yang ingin pandai atau dikatakan pandai, maka harus bergabung dengan komunitas yang pandai pula.
Di situlah, kita membangun komunikasi dengan diri sendiri. Kita dilatih berbicara santun, kritis, merenung, atau refleksi diri.
Jika kita sudah pandai komunikasi diri sendiri, maka akan memahami karakter orang lain. Kita tidak akan menuntut kehendak orang lain sesuai dengan keinginannya.
Dengan proses seperti itu, maka kita akan mudah memantaskan diri. Sebagaimana contoh di atas, kita menginginkan calon pendamping yang pandai, tetapi kita tidak berlaku sebagaimana orang yang pandai, maka kemungkinan besar keinginan tersebut tidak akan tercapai.
Melalui komunikasi yang baik dengan diri sendiri, sehingga kita akan mudah memantaskan diri dan mengetahui siapa diri kita.
Agung Kuswantoro, penulis buku Nasehat Meuju Akad Nikah, email : agungbinmadik@gmail.com
