Merokok merupakan aktivitas yang biasa dilakukan pada sela kegiatan sehari-hari. Namun kegiatan itu menimbulkan efek kecanduan yang menyebabkan kebanyakan orang untuk susah berhenti, di sisi lain pun rokok menyebabkan dampak negatif pada anggota tubuh yang sering tertera pada bungkus rokok yang beredar di Indonesia.
Beberapa Upaya Dilakukan Untuk Mengurangi Efek Kecanduan
Nikotin adalah zat adiktif yang dapat ditemukan dalam rokok. Nikotin bekerja dengan merangsang otak untuk melepaskan dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan kesenangan dan kepuasan. Efek ini dapat membuat perokok merasa lebih baik, dan menyebabkan mereka ingin merokok lebih banyak.
Jumlah nikotin dalam rokok bervariasi tergantung pada jenis rokok, ukuran, dan cara merokoknya. Rokok yang lebih kuat, seperti rokok filter, biasanya mengandung lebih banyak nikotin daripada rokok yang lebih ringan. Perokok yang menghisap dalam-dalam juga akan menghirup lebih banyak nikotin daripada perokok yang menghisap dangkal.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengurangi jumlah nikotin yang terhirup dari rokok:
- Hindari merokok dalam-dalam.
- Gunakan filter rokok yang lebih kuat.
- Berhenti merokok.
Berhenti merokok adalah cara terbaik untuk mengurangi paparan nikotin. Nikotin dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker, penyakit jantung, dan stroke.
Nikotin dan Kesejahteraan Rakyat
Nikotin adalah zat adiktif yang dapat menyebabkan kecanduan. Nikotin bekerja dengan merangsang otak untuk melepaskan dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan kesenangan dan kepuasan. Efek ini dapat membuat perokok merasa lebih baik, dan menyebabkan mereka ingin merokok lebih banyak.
Kecanduan rokok dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker, penyakit jantung, stroke, dan penyakit pernapasan. Kematian akibat merokok adalah penyebab utama kematian yang dapat dicegah di seluruh dunia.
Oleh karena itu, penting untuk mencari cara untuk mengurangi kecanduan rokok. Salah satu cara yang potensial adalah dengan mengurangi kadar nikotin dalam rokok.
Penurunan Kadar Nikotin
Penurunan kadar nikotin dalam rokok dapat dilakukan secara bertahap. Hal ini akan mengurangi daya tarik rokok bagi perokok pemula, sehingga memperlambat inisiasi penggunaan tembakau. Selain itu, hal ini dapat membantu perokok yang ingin berhenti dengan mengurangi kepuasan yang diperoleh dari merokok, sehingga meningkatkan kemungkinan mereka berhasil berhenti.
Penurunan kadar nikotin dalam rokok dapat memberikan manfaat kesejahteraan yang signifikan. Manfaat tersebut antara lain:
- Meningkatnya kesehatan masyarakat: Mengurangi kecanduan rokok dapat menyelamatkan banyak nyawa dan menghemat biaya perawatan kesehatan.
- Meningkatnya produktivitas: Perokok yang berhasil berhenti dapat meningkatkan produktivitas mereka di tempat kerja.
- Meningkatnya kesejahteraan sosial: Mengurangi kecanduan rokok dapat meningkatkan kesejahteraan sosial secara keseluruhan.
Penurunan kadar nikotin dalam rokok adalah kebijakan yang bijak untuk mengurangi kecanduan rokok dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan ini dapat dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kondisi di setiap negara.
Swiss Putuskan Larang Iklan Rokok
Pada tanggal 14 Februari 2022, mayoritas pemilih Swiss menyetujui inisiatif rakyat yang menyerukan larangan iklan rokok. Inisiatif ini melarang semua bentuk iklan rokok, termasuk di media cetak, elektronik, dan luar ruangan.
Larangan ini berlaku mulai tanggal 1 Januari 2023. Hal ini menjadikan Swiss sebagai negara ke-10 di Eropa yang melarang iklan rokok secara penuh.
Larangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat Swiss, antara lain:
- Meningkatkan perlindungan anak-anak: Iklan rokok dapat mempengaruhi anak-anak untuk memulai merokok. Larangan iklan rokok dapat membantu melindungi anak-anak dari pengaruh ini.
- Mengurangi jumlah perokok: Iklan rokok dapat mendorong orang untuk merokok. Larangan iklan rokok dapat membantu mengurangi jumlah perokok di Swiss.
- Meningkatkan kesehatan masyarakat: Merokok dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker, penyakit jantung, dan stroke. Larangan iklan rokok dapat membantu mengurangi prevalensi merokok dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Larangan iklan rokok disambut baik oleh para ahli kesehatan masyarakat. Mereka mengatakan bahwa larangan ini merupakan langkah penting untuk mengurangi prevalensi merokok di Swiss.
Singapura Larang Merokok di Taman, Kebun, dan Pantai
Pemerintah Singapura telah memberlakukan larangan merokok di semua taman, kebun, dan pantai di negara itu mulai 1 Juli 2023. Lampiran ini termasuk area rekreasi publik lainnya, seperti lapangan olahraga, kolam renang, dan taman bermain.
Larangan ini bertujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat dari paparan asap rokok. Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, termasuk 70 karsinogen. Paparan asap rokok dapat meningkatkan risiko kanker, penyakit jantung, stroke, dan penyakit pernapasan.
Pelanggaran larangan ini dapat dikenai denda sebesar S$1.000 (Rp10,5 juta).
Larangan ini disambut baik oleh para ahli kesehatan masyarakat. Mereka mengatakan bahwa larangan ini merupakan langkah penting untuk melindungi kesehatan masyarakat dari bahaya asap rokok.
Posisi Jepang Terhadap Larangan Global Iklan Rokok di Media
Artikel "Japan's Position in the Global Standard to Ban Tobacco Advertising in the Media" oleh Chikawa dan Tabuchi (2022) menyoroti pentingnya larangan global terhadap iklan rokok di media. Artikel ini membahas dampak negatif iklan rokok terhadap kesehatan masyarakat, khususnya peningkatan risiko inisiasi dan ketergantungan merokok, terutama di kalangan anak muda.
Jepang, sebagai negara dengan populasi perokok dewasa yang tinggi, masih mengizinkan iklan rokok di media cetak dan luar ruang. Hal ini bertentangan dengan tren global yang mengarah pada larangan total iklan rokok. Artikel tersebut mengkritik sikap Jepang yang tidak sejalan dengan standar global dalam pengendalian tembakau.
Penulis menyoroti perlunya Jepang untuk mengadopsi larangan menyeluruh terhadap iklan rokok di media. Mereka berpendapat bahwa dengan menerapkan langkah ini, Jepang dapat berperan aktif dalam mengurangi prevalensi merokok dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Perubahan Tubuh Segera Setelah Berhenti Merokok
Merokok adalah salah satu kebiasaan buruk yang dapat membahayakan kesehatan. Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, termasuk 70 karsinogen. Paparan asap rokok dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk kanker, penyakit jantung, stroke, dan penyakit pernapasan.
Berhenti merokok adalah salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan untuk kesehatan. Ketika berhenti merokok, tubuh mulai pulih dari efek negatif asap rokok. Berikut adalah beberapa perubahan yang terjadi dalam tubuh segera setelah berhenti merokok:
- Dalam 20 menit: Tekanan darah dan detak jantung mulai turun.
- Dalam 12 jam: Kadar oksigen dalam darah kembali normal.
- Dalam 24 jam: Fungsi paru-paru mulai membaik.
- Dalam 72 jam: Risiko serangan jantung menurun.
- Dalam 2 minggu: Perasa dan penciuman mulai membaik.
- Dalam 1-9 bulan: Batuk dan sesak napas mulai berkurang.
- Dalam 1-2 tahun: Risiko kanker paru-paru mulai menurun.
- Dalam 5-10 tahun: Risiko penyakit jantung mulai menurun.
Berhenti merokok juga dapat meningkatkan kualitas hidup. Selain itu akan memiliki lebih banyak energi, merasa lebih baik secara keseluruhan, dan mengurangi risiko berbagai penyakit serius.
Iklan Rokok Masih Merajalela di Asia Tenggara
Artikel "Tobacco Advertising Still Rife in Southeast Asia" oleh McCall (2014) menyoroti prevalensi iklan rokok yang tinggi di Asia Tenggara. Artikel ini membahas dampak negatif iklan rokok terhadap kesehatan masyarakat, khususnya peningkatan risiko inisiasi dan ketergantungan merokok, terutama di kalangan anak muda.
McCall menemukan bahwa iklan rokok masih umum ditemukan di media cetak, elektronik, dan luar ruang di Asia Tenggara. Iklan-iklan ini sering kali menargetkan anak muda dan menampilkan citra yang positif tentang merokok.
Iklan rokok dapat berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dengan cara berikut:
- Meningkatkan risiko inisiasi dan ketergantungan merokok: Iklan rokok dapat menarik perhatian anak muda dan membuat mereka lebih mungkin untuk memulai merokok. Iklan rokok juga dapat membuat orang yang sudah merokok lebih sulit untuk berhenti.
- Menimbulkan efek kesehatan negatif: Paparan iklan rokok dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk kanker, penyakit jantung, dan stroke.
- Meningkatkan biaya perawatan kesehatan: Iklan rokok dapat meningkatkan biaya perawatan kesehatan dengan menyebabkan lebih banyak orang terkena penyakit yang terkait dengan merokok.
McCall berpendapat bahwa iklan rokok merupakan faktor penting yang berkontribusi terhadap prevalensi merokok yang tinggi di Asia Tenggara. Dia mendesak pemerintah di kawasan ini untuk mengambil langkah-langkah untuk membatasi atau melarang iklan rokok.
Langkah-langkah yang dapat diambil oleh pemerintah untuk membatasi iklan rokok antara lain:
- Mengembangkan undang-undang yang melarang iklan rokok di semua media: Undang-undang ini akan melarang semua bentuk iklan rokok, termasuk iklan di media cetak, elektronik, dan luar ruang.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya iklan rokok: Pemerintah dapat melakukan kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya iklan rokok.
- Menyediakan sumber daya untuk membantu orang berhenti merokok: Pemerintah dapat menyediakan sumber daya, seperti layanan konseling dan terapi, untuk membantu orang berhenti merokok.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, pemerintah dapat membantu mengurangi prevalensi merokok dan meningkatkan kesehatan masyarakat di Asia Tenggara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H