Kesekian kali-nya saya mengakui, banyak sebab membuat saya betah menulis di Kompasiana. Terhitung sebelas tahun sudah saya ber-Kompasiana, dari kali pertama membuat akun dan menulis. Tentu banyak kejadian dilewati, entah menyenangkan, menyedihkan, dan campur baur.
Melalui Kompasiana juga, kesempatan baru dan memngembangkan diri itu terbukakan pintunya. Saya pernah diendorse, brand buah ternama selama beberapa waktu. Serta beberapa peluang lain, yang benar-benar datangnya diluar dugaan.
Dan dengan Ketapels---Kompasianer Tangerang Selatan Plus--, tak kalah banyaknya cerita. Saya ikut andil, membidani kelahiran komunitas berbasis wilayah ini. Satu Januari 2016 di Pamulang, kami -- Kompasianer yang tinggal di tangsel-- kumpul di kediaman salah satu founder Ketapels.
Sejak saat itu, jatuh bangun kegiatan komunitas diadakan dijalankan. Saya menjadi anggota, masih aktif di kepengurusan KOMiK -- komunitas movie entusiast Kompasiana---hingga akhir 2019. Seminggu bisa meng-handle dua atau tiga, kegiatan nonton film baru di bioskop.
Setelah mundur dari KOMiK, tahun 2020 saya diamanahi menggawangi Ketapels. Kebiasaan di Komunitas sebelumnya, saya terapkan di Ketapels. Â Kami rajin membuat kegiatan -- offline dan online--, mengingat saat itu bersamaan masa Pandemi.
Tahun 2022 kursi ketua Ketapels, diteruskan oleh Mbak Erni -- akrab disapa mbak Denik. Tentu dengan style yang berbeda, tetapi tujuannya sama. Yaitu agar Ketapels berkegiatan, sehingga tetap eksis keberadaannya.
----
1 Januari 2025, menjadi tahun ke 9 keberadaan ketapels. Masih dalam rangkaian hari kelahiran, dibuatkan kegiatan di Museum Kebangkitan Nasional (Muskitnas ) di daerah Senen, Jakarta Pusat. Â Saya tidak ingin melewatkan, moment istimewa Ketapels ini.
Siap mendaftar menyemarakkan 9 tahun Ketapels, lagi-lagi alasannya sama, banyak cerita tertoreh dengan komunitas ini. Dan saya juga sangat penasaran, dengan Museum Kebangkitan Nasional. Kebayang bisa ngonten, karena gedung satu ini sangat ikonik. Di novel Pramudya -- Anak Semua Bangsa--, dijadikan latar cerita.
9 tahun ketapels, berkolaborasi dengan KOMiK dan Ladiesiana. Mengadakan kegiatan tour museum, sekalian belajar menulis naskah film.
Narasumbernya sangat kredibel, yaitu Yavan Nainggolan, penulis naskah series Jeng Kelin, Tetangga Masa Gitu, dan masih banyak lainnya. Dari pihak museum, memutarkan film animasi sejarah dr Wahidin Soedirohoesodo.
Mengawal Ketapels Hingga 9 Tahun Perjalanan
Kompasianer dan Teman Ketapels, industri film Indonesia sedang marak. Konon jumlah penonton film Indonesia, sekira 82 juta di sepanjang tahun 2024. Selain layar lebar mulai muncul tren series, ditayangkan secara online atau tv berbayar.
Gelagat menggembirakan dunia perfilaman, musti dihadapkan kenyataan pahit. Bahwa ternyata masih minim penulis naskah, yang berimbas pada kurang variatif film ditonton guna menjadi tuntunan.
Kolaborasi tiga Komunitas ( Ketapels, KOMiK, Ladiesiana), sebagai upaya memantik semangat menulis naskah di kalangan Kompasianer.
Yovan, menjelaskan perbedaan naskah film dan series. Perbedaan mendasar pada durasi, di series lebih pendek -- secara periodik 30 menit atau 60 menit. Plot besar dan sub plot berkaitan, di akhir ada cliffhanger (menggantung) agar penonton penasaran episode berikutnya. Sedangkan naskah film, kebalikan dari series.
Ide naskah film atau series, bisa bersumber dari keresahan, keinginan untuk menyampaikan sebuah cerita, pesan, sudut pandang, atau kritik. Bisa juga diadaptasi dari berbagai sumber, disampaikan dengan sudut pandang lain.
Untuk teknis penulisan, musti dilatih dengan praktek dan diasah terus menerus. Yang paling penting, adalah segera memulai menulis. Sehingga rasa ini dilatih dan diasah, menjadi soft skill yang terbentuk dengan sendirinya.
----
Keriaan 9 tahun Ketapels, dialnjutkan dengan tiup lilin dan bagi-bagi hadiah. Sedari awal panita membuat tantangan, mulai membaca puisi dan pantun. Kemudian diadakan kuis dadakan, seputar Ketapels. Sesi tanya jawab dengan narsum, serta challenge saat pemaparan materi menulis naskah.
Dan penyerahan hadiah, dirapel di akhir kegiatan yang dilanjutkan foto bersama. Di penghujung banget, adalah tour museum kebangkitan Nasional.
Saya sangat mengapresiasi, teman teman admin komunitas yang gigih berkegiatan. Meski saya sangat tahu, tantangan-nya tidak mudah. Semoga setiap hambatan, tidak menyurutkan tekad berkomunitas.
Sukses selalu ketapels , Silaturahmi, Inspirasi, Berbagi.
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H