Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Temu Teman Ketapels di Acara Bincang Inspiratif

15 Desember 2024   12:50 Diperbarui: 15 Desember 2024   14:06 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir pekan di bulan terakhir tahun 2024, menjadi hari yang produktif bagi Kompasianer Tangsel. Ketapels berkolaborasi dengan Ladiesiana, membuat kegiatan offline.

Adalah bincang Inspriratif, dengan narsum Iswadi Suhari atau Kang Didi.  Topik diangkat adalah, "Galau mau kerja kantoran atau buka usaha sendiri, mana yang lebih cuan?".

Tema yang menarik, dan sang narsum telah atau sedang mengalami hal tersebut. Kang Didi dulunya seorang PNS, bahkan pernah sampai di eselon 3. Pernah bekerja di Itali, yaitu di sebuah badan PBB. Ketapels pernah, membuatkan acara Obrolan Kumunitas edisi diaspora.

Setelah pandemi kembali ke Indonesia, memutuskan sebagai pekerja mandiri. Kini Kang Didi memiliki usaha produksi sepatu, yang dijual melalui online shop.

------

Jujurly, secara pribadi saya punya keterikatan dengan Ketapels. Saat pembentukan komunitas ini, saya hadir di rumah foundernya -- Kang Rifky-- di Pamulang. Menjadi saksi hidup, tertatih-tatih membuat satu demi satu kegiatan.

Ketika itu Pak Gapey, pernah membuat kegiatan di Cafe Sunyi yang mengaryakan teman tuli. Pernah berkegiatan di Palmerah, tepatnya di Kantor Kompasiana -- kantor lama.

Kemudian ganti berganti kepengurusan - kang Rifky dan Bang Dzul--, saya sempat kebagian dua tahun -- 2020 sd 2022. Setelah lepas dari kepengurusan KOMiK, dengan acara nobar yang lumayan padat. Pernah dalam seminggu, kami tiga kali nobar dijabani.

Kebiasaan komunitas penggemar film Kompasiana, saya terapkan di Ketapels. Ketika komunitas lain adem ayem, saya bekreasi dengan aneka kegiatan. Kala itu marak acara online, bersamaan masa pandemi yang sedang merebak.

Dua tahun di Ketapels lumayan padat kegiatan, meski belum rejeki terpilih sebagai best community di Kompasianival kala itu.

Temu Teman Ketapels di Acara Bincang Inspiratif

Bincang Inspiratif KetapelsX ladiesiana (Sumber: dokumentasi pribadi)
Bincang Inspiratif KetapelsX ladiesiana (Sumber: dokumentasi pribadi)

Iswadi Suheri, anak seorang petani di Kuningan Jawa Barat. Semasa sekolah tergolong pintar, mendapat nilai bagus di raportnya.

Selepas SMA tidak ingin melanjutkan kuliah, karena ketiadaan biaya. Tetapi beruntung, takdir membawa Kang Didi kuliah dengan beasiswa. Dan dengan beasiswa juga---dari Badan Pusat Statistik -, S2, S3 diselesaikan di UGM dan Australia.

Karir di BPS cukup mulus, seiring dengan tawaran dari pihak luar. Kang Didi yang sebagai Kanit, rela melepaskan jabatan untuk mengejar passionnya. Setelah meninggalkan BPS, bekerja untuk FAO -- lembaga pangan dunia---di Roma Itali.

Di Roma Kang Didi sempat naik Haji ke Mekkah, bertemu jamaah asal Indonesia yang menginap di Hotel dekat Masjidil Haram. Konon jamaah ini memakai kuota Haji Furoda, dan tidak sendiri yaitu bersama keluarga.

Mengingat mahalnya Haji Furoda, Kang Didi penasaran dengan pekerjaan jamaah tersebut. Konon beliau seorang wiraswasta, yang kemudian berbagi ilmu bisnis. Bahwa dengan usaha sendiri, punya kesempatan berpenghasilan tak terbatas.

Setelah selesai masa kontrak di Itali, Kang Didi kembali ke Indonesia dan ingin berwiraswasta. Saya ingat awal kepulangannya, sempat berjualan nasi ayam bakar. Ketika itu kegiatan Ketapels berbagi, pernah disupport usaha jualan Kang Didi.

Lepas dari kerja kantoran, kang Didi mengekplorasi kebisaannya. Mulai dari menulis, yang sempat menerbitkan novel "Cintaku Setengah Agama". Kemudian menangani salah satu program Kemenag, tahun lalu saya pernah diundang untuk AKMI.

Kini memproduksi sepatu, yang diberi label Benshet -- Ben Sehat--. Produk sepatu dijual secara online, dengan memanfaatkan platform media sosial. Kang Didi tidak malu, berjualan di Tiktok. Untuk menyamarkan wajahnya, memakai topeng kaca mata dan kumis.

produk yang diproduksi kang Didi (Sumber: dokumentasi pribadi)
produk yang diproduksi kang Didi (Sumber: dokumentasi pribadi)

Benshet masih harus banyak berjuang, agar diterima konsumen. Maka dibuatlah diferensiasi, yaitu memanfaatkan kertas pembungkus dikreasikan sedemikian rupa. Yaitu dibuat tahapan meraih sukses, berdasarkan pengalaman ownernya.

Memang sepatu buatan Kang Didi masih uji pasar, tetapi tak menyurutkan tekadnya melewati masa trial and eror. Benseht fokus pada market, yang mementingkan fungsi bukan life style.

Rasa optimis terus dihunjam, karena setiap orang telah dijatah rejekinya masing-masing. Tugas manusia adalah punya keinginan, soal terwujud atau tidak sudah bukan ranah si manusia.

Tetapi bahwa keinginan, musti dibarengi dengan aksi -- berusaha--. Agar dengan usaha tersebut, jalan menuju keinginan akan terbuka. Selanjutnya Kang Didi, mengajak yang hadir untuk tidak berhenti bermimpi.

Di penghujung kegiatan, Mbak Denik selaku ketua Ketapels, berbagi banyak hadiah. Saya sendiri kebagian beberapa, karena sempat maju baca pantun. Pun teman Ketapels yang lain, nyaris kebagian semua hadiahnya.

Sukses untuk Ketapels, untuk kegiatan akhir tahun yang keren. Meski tidak duduk di kepengurusan, Ketapels selalu hati saya. Seperti halnya Kompasiana, yang seperti rumah sendiri.

Kalau waktunya pas, dengan senang hati saya hadir di kegiatan Ketapels. Sebagai bukti dukungan, buat pengurus yang mengemban amanah. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun