Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Agar Langgeng, Cintailah Takdir Jodohmu

6 Desember 2024   09:54 Diperbarui: 8 Desember 2024   10:58 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pasangan kakek dan nenek- sumber gambar dutaislam.com

Sebagai ragil saya punya moment, yang tidak dimiliki kakak-kakak. Saya anak yang menemani orangtua, ketika kakak tertua sudah menikah. Sementara kakak- kakak lain merantau, menyebar di beberapa kota besar.

Saya yang -- kala itu-- masih kelas dua SMA, menemani keseharian ibu dan bapak. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, kecuali pada jam- jam sekolah. Sebagai satu satunya anak yang tinggal, maka pekerjaan rumah apapun dilakukan.

Bapak dan ibu, sebenarnya pasangan dengan banyak kekurangan. Sebagai anak, kadang ikut gregetan kalau keduanya sedang ada perseteruan. Tapi apa bisa diperbuat, posisi saya anak -- saat itu -- belum dewasa.

Ngeselinnya ibu ke bapak, atau nyebelinnya bapak ke ibu saya hapali. Sewotnya ibu yang belum selesai bicara ditimpali, saya cukup tahu. Atau anyelnya bapak, menanggapi kemauan ibu yang dibarengi kengototannya.

Bukan hal asing bagi saya, menemui cek cok ala bapak dan ibu. Tetapi kalau dibuat prosentase, lumayan jarang bapak ibu berantem. Karena bapak dasarnya pendiam, sangat mengimbangi istri yang meledak-ledak.

Tetapi ada yang membuat salut, yaitu bapak tidak enggan minta maaf kalau salah. Pun sebaliknya, ibu juga berlaku demikian. Semakin panjang kebersamaan, membuat mereka mengenali A sampai Z masing-masing. Baik buruknya, nyenengin atau nyebelinya. Termasuk aib-aibnya.

Demikian berlangsung, sampai saya lulus SMA dan merantau, layaknya anak desa pada umumnya.

------

"jenenge menungso, nek golek sing sempurna yo gak enek" ujar ibu suatu saat

(namanya manusia, kalau mau yang sempurna ya tidak ada)

Saya sangat percaya, bahwa setiap orang telah tertulis takdirnya di lauhul mahfuds. Beberapa hal tercatat diantaranya, jodoh, rejeki, amal, ajal. Dan saya sangat meyakini, suratan takdir adalah yang terbaik versi Sang Khaliq.

Sangat mungkin diantara kita, ada yang diuji kesabaran bersua jodoh, ada yang diuji kesabaran menanti buah hati. Sementara yang lain diuji soal ekonomi, ada yang diuji penyakit, dan seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun