Sewaktu saya menikah dan mengundang teman pengajian, teman ini datang dengan istri yang sedang hamil anak kedua. Saya masih ingat wajah dan perawakannya, berbeda dengan yang ada di foto di medsos.
Kemudian hal sama saya dapati, terjadi pada bapak-bapak di pertemenan setelah menikah. Salah satu teman yang suka bercanda tentang poligami, --saat itu-- sedang mengurus perceraian. Sebagai kenalan, saya turut prihatin dan mendoakan terbaik.
Mendapati dua kejadian tersebut, benak ini flashback tentang kekawatiran yang pernah terbersit. Bahwa guyon memang perlu, tapi sebaiknya memilih tema yang aman. Jangan gunakan hal-hal sakral atau penting, sebagai bahan guyonan yang nantinya disesali sendiri.
Jangan bercanda soal ibadah (sholat, pernikahan), soal sakit (badan atau jiwa), soal makan-minum, atau guyon pada orang tidur. Guyon atau tema guyonan yang tidak pada tempatnya, sangat riskan akibatnya.
Para bapak, stop menjadikan poligami sebagai guyonan. Bercanda tidak dilarang, tapi dengan tema yang ringan-ringan saja. Dan jangan teruskan guyonan yang tidak lucu itu! Semoga bermanfaat .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H