Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ketika Wanita Maskulin Menikah dengan Cowok Feminin

6 Oktober 2024   10:24 Diperbarui: 6 Oktober 2024   19:29 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini istri gw, dia wanita maskulin. Sedangkan gw adalah cowok feminin. Kami dibesarkan dengan cara asuh yang berbeda. Istri gw adalah anak perempuan pertama, terbiasa ngurus apa-apa sendiri, terbiasa mimpin adik-adiknya. Dan terbiasa ambil keputusan sendiri. Sementara gw adalah anak laki-laki bungsu.- continue-- (akun @love***ch.**)

Mungkin sebagian Kompasianer's, masih awam istilah wanita maskulin dan cowok feminin. Jujurly, saya juga belum terlalu familiar. 

Sampai mendapati sebuah konten di instagram, yang membahas masalah ini.

Awalnya saya menyangka, bahwa wanita maskulin adalah tomboy, cowok feminin identik gemulai. Tetapi persepsi itu salah besar, setelah menelaah konten tersebut.

Konteks maskulin/ feminin di sini, sama sekali tidak ada kaitan dengan hal tersebut. Maskulin dan feminin pada bahasan ini, adalah soal dominasi bersikap atau mengambil keputusan.

Setelah mencerna isi konten tersebut, saya bisa mengidentifikasi diri dan menyimpulkan. Bahwa setiap orang, sejatinya memiliki sisi maskulin dan feminin sekaligus. 

Kedua sikap tersebut sama penting, mempunyai peran yang krusial di saat yang tepat.

Misalnya lelaki berlaku lemah lembut pada pasangan, nrimo dan mengalah di moment- moment tertentu. Atau perempuan tegas pada pengecut, melawan orang yang berniat mencelakai. Dan seterusnya dan seterusnya.

Suami dengan istri maskulin, pun istri dengan suami feminin. Butuh ilmu untuk menyikapi, agar sebuah pernikahan bisa berjalan dengan baik. Butuh pengertian dan saling menghargai, agar rumah tangga bisa balance.

-----

Dulu saya punya teman kantor (perempuan), yang menurut saya sangat maskulin. Sikap keras kepalanya tampak menonjol, kalau berdebat tidak mau dikalahkan. Dengan jabatan beliau sebagai manager, membuat saya tidak berani sembarangan berkata dan bersikap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun