Termasuk ajakan penanaman mangrove, yang pernah beberapa kali saya ikuti. Seru dan menyenangkan, bisa berkontribusi untuk kelestarian lingkungan.
Kalau setiap komunitas di banyak tempat, melakukan hal semisal. Maka dampak green, bisa dengan cepat dirasakan.
----
Menyoal mangrove, memiliki peran sangat besar dalam mitigasi iklim. Apalagi mangrove bisa ditanam di daerah tropik dan subtropik, mampu menyimpan karbon 3-5 kali lebih banyak daripada hutan tropis daratan.
Mangrove bisa menangkap karbon atmosfer, menguncinya dalam lumpur atau tanah untuk waktu yang lama. Mangrove juga menjadi tempat strategis, pembenaman karbon (carbon sinks) yang sangat besar. Berfungsi untuk menahan abrasi, ekosistem perikanan, kayu, serta perlindungan pesisir.
Aksi penanaman mangrove, marak dilakukan di seantero Indonesia ini. Beberapa perusahaan besar, baik swasta maupun BUMN turut serta dalam kegiatan penanaman mangrove.
Sebut saja, PLN yang melakukan penanaman mangrove di Kabupaten Cilacap, Pelindo yang pernah mengadakan aksi tanam mangrove di Kabupaten Sikka di Nusa Tenggara Timur, atau Tambang Emas Martabe yang menggelar tanam mangrove di Tapanuli Tengah di Sumatera Utara.
Melibatkan jurnalis dan konten kreator, guna menyebarkan kegiatan positif ini. Agar diikuti pemangku kepentingan yang lain, sehingga krisis iklim bisa diminimalisir.
Mengatasi Krisis Iklim dengan Penanaman MangroveÂ
Menurut laporan YKAN (Yayasan Konservasi Alam Nusantara), mangrove Indonesia menyimpan sepertiga cadangan karbon dunia. Namun mangrove sangat rentan, terhadap perubahan iklim dan stres antropogenik.
Negara kita Indonesia, memiliki hutan mangrove mencapai 3,36 juta hektare. Sekitar 202 jenis mangrove, diperkirakan hidup di dalamnya. Sayangnya hampir 70% ekosistem mangrove rusak, sehingga mangrove tidak berfungsi sebagaimana mestinya.