Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menikah Tidak Semenakutkan Tren "Marriage is Scary"

14 Agustus 2024   16:49 Diperbarui: 14 Agustus 2024   17:43 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lagi masalah di lingkungan tempat tinggal, yang memiliki standar tersendiri. Bahwa di umur 25 tahun, sudah waktunya menikah memiliki keturunan. Bagi yang tidak sesuai aturan sosial, dianggap aneh atau ada masalah dalam dirinya.

Masalah setelah menikah ada lagi, dan tidak kalah peliknya. Pasti ada percikan suami istri, namanya dua kepala dijadikan satu. Dinamika di rumah tangga, bisa dari keluarga istri pun keluarga suami, bahkan dari tetangga dan lain sebagainya.

Demikian panggung kehidupan terselenggara, pasti memiliki maksud dan tujuan yang mulia. Setiap orang hidup dengan ujiannya sendiri, untuk mengukur ketangguhan. Seberhasil apa si manusia, bisa mengatasi masalah dalam hidupnya.

sumber gambar ; cahayanabawi.com
sumber gambar ; cahayanabawi.com

Menikah Tidak Semenakutkan Tren 'Marriage is Scary' 

Manusia pertama Adam AS, ditempatkan di surga dengan segala kenikmatan. Namun ada yang kurang, segala keenakan tiada menggantikan rasa kesepian. Maka Adam AS memohon pendamping,  Sang Khaliq menurunkan Siti Hawa.

Dari dua muasal manusia (Adam dan Hawa) inilah, beranak pinak sampailah kita manusia akhir jaman.  Berpasangan (laki-laki  dan perempuan), sejatinya menjadi fitrah penciptaan manusia. Dengan menikah dan berketurunan, kelangsungan manusia akan terjadi.

Manusia diciptakan tidak sempurna, butuh orang lain untuk melengkapi. Sebegitu utamanya menikah, sebuah hadist menyebutkan, (intinya) "Bahwa jika seseorang menikah, maka menyempurnakan separuh agama."

-----

dokpri
dokpri

Kompasianer's, setiap fase kehidupan memiliki tantangan. Tantangan semasa kanak, saat remaja, beranjak dewasa, pun setelah menikah, pasti akan berbeda-beda.  Agama memberi petunjuk, melalui kisah-kisah manusia terdahulu. Kisah-kasih manusia pilihan, yang bisa dijadikan petunjuk dan suri tauladan. 

Termasuk tuntunan mendapatkan pasangan, agar pantas dinikahi dijadikan teman hidup. Sebagai muslim, saya sangat familiar anjuran menikah dengan pasangan sekufu. Sekufu artinya sepadan, baik dari segi agama, pendidikan, sosial dan lain sebagainya. Banyak pendapat ulama soal tolak ukur sekufu, kompasianer's silakan jika ingin mempelajari lebih dalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun