Makanya Saya Pengin Kaya, Biar Banyak Sedekah
Ada satu ceramah saya ikuti, dan penjelasan sang ustad sangat mengena di hati. Bahwa kekayaan itu, sebenarnya hanya mempertegas seseorang. Kalau kekayaan dimiliki seorang dermawan, maka hartanya akan digunakan untuk berderma. Pun kalau yang kaya seorang kikir, harta dimiliki tak menggerakkan hati untuk bersedekah.
Contohnya pedagang kaki lima, tak enggan berbagai walau dirinya pas-pasan. Kemungkinan besar, dirinya akan tetap berbagi saat punya banyak uang. Saat yang dimiliki sedikit dia tak pelit, apalagi ketika uang dimiliki banyak.
So, soal bersedekah bukan untuk yang banyak duit. Siapapun dibukakan kesempatan, berbagi sebisanya semampunya.
------
 "Makanya, saya pengin kaya, banyak duit, biar bisa sedekah pada orang yang membutuhkan"
Ada satu komentar seragam, sering saya temui di banyak konten berbagi di medsos. Lebih kurang kalimatnya, seperti saya tuliskan diatas paragraf ini. Pengomentar  bercita-cita memiliki duit banyak, agar leluasa berbagi kepada orang lain. Jujurly, saya sangsi. Bukan jaminan, ketika nantinya (pengomentar) banyak uang, akan direalisasikan komentarnya.Â
Saya punya kenalan tak begitu akrab, berkomentar serupa ketika dirinya sedang bokek. Saya yang mendengar kala itu, tak merespon kecuali ingin membuktikan.
Hingga suatu saat, teman ini rejekinya sedang berlimpah. Tampak dari gaya hidup yang berubah, bahkan menjadi member prioritas bank. Saya yang melihat kartu prioritas, sekilas terbersit kisaran nominal di rekeningnya-- yang jelas banyak.
Suatu saat kami sedang kumpul bareng, teman ini tak tergerak ketika ada pengamen nyamperin. Kejadian semisal terulang, ketika berjalan bareng berpapasan pedagang sudah sepuh. Justru yang berinisiatif membantu, teman yang kondisinya biasa-biasa saja. Saya tidak bermaksud menghakimi, tetapi demikian fakta terjadi -- semoga saya salah, ya.
So, mumpung masih bisa berbagi, mari dijalankan sekarang. Kalau mampunya sedekah lima ribu tidak masalah, kalau mampunya sepuluh ribu juga tidak apa. Kalau bisanya berbagi sebungkus makanan, membantu dengan tenaga saja saja, pikiran, atau peluang networking, sangatlah diperbolehkan. Toh, esensinya membantu.