Keduanya ayah dan anak ikhlas, mentaati perintah Rabb pemilik semesta alam. Sampai keajaiban terjadi, dihadirkan domba menjadi pengganti. Kurban penyembelihan, yang sebagaimana dicontoh hingga umat masa kini.
Point sangat penting bisa dipetik, bahwa ikhlas lahir batin sangat berpengaruh. Nabi Ibrahim totaly berserah, tak sebersit keraguan menyelinap. Batin yang bersih dan tulus, hingga lulus dan loloslah dari lubang jarum.
Kita manusia awam, sering tak lolos dari bersitan niat atau batin. Memasang muka manis, tetapi batinnya menyimpan prasangka buruk. Tak ayal lebih sering gagal, mengelola diri mendapatkan hadiah kemuliaan. Â
Bahkan Sekadar Membatinpun Berhati -hatilah
Saya punya kenalan, yang tidak terlalu akrab. Sama-sama tahu wajah dan nama, tapi minim ketemu dan memiliki irisan kejadian yang sama. Interaksi hanya sesekali, bahkan bisa dihitung jari.
Tetapi saya hapal, kebiasaan interkasi meski terbilang sangat jarang ini. Kenalain ini biasa wapri, kalau ada yang hal mau ditanyakan. Dan yang disampaikan seragam, yaitu menyangkut job online disebar di group WA.
Mula-mula dengan senang hati saya menjelaskan, tetapi lama-lama menjadi bosan. Padahal di group job, sudah jelas tentang jobdesk lengkap dengan briefnya.
Lama tidak nge-job bareng, suatu waktu teman ini menghubungi. Karena sudah menabak kebiasaan, saya tidak lekas merespon. Palingan, soal job online, begitu batin ini menebak.
Setelah sekian waktu tidak dipedulikan, muncul perasaan tidak enak. Saya membalas sekadarnya, sambil siap-siap menghindar kalau wapri berlanjut. Tetapi, perkiraan saya seratus persen salah.
Rupanya kenalan ini, menawari saya pekerjaan baru. Yaitu membuat review kuliner, sekaligus menyebutkan benefit-nya termasuk besaran fee.