Ada satu kisah abadi, terpahat di sepanjang sejarah umat manusia. Adalah kisah Nabiyullah Ibrahim, bersama putranya, Nabi Ismail AS. Kisah yang kemudian, diperingati umat muslim sedunia, dengan hari raya Idul Adha.
Hikmah besar dibalik peristiwa dahsyat ini, adalah tentang keikhlasan yang paripurna. Ikhlas lahir ikhlas batin, sangat sulit diterapkan sembarang orang.
Tentang pengorbanan dan keberserahan, yang diteladan Nabi penghulu para Nabi,. Ikhlas tidak hanya tindak laku, tetapi ikhlas sampai batin yang terdalam. Keikhlasan yang telah teruji, baik dalam perbuatan, ucapan, pikiran sampai ikhlas dalam kalbu.
Memotivasi saya fakir ilmu, berhati-hati bahkan meski membatin.
-----
Nabi Ibrahim, manusia pilihan yang sangat luar biasa. Perjalanan hidupnya penuh ujian berat, semenjak kecil sampai berusia lanjut. Ketangguhan imannya terbukti, segala tantangan berhasil dijalani.
Masa kanak, diuji dengan ayah-nya yang pembuat berhala. Segala upaya dikerahkan, untuk menyelematkan si ayah dari kemunkaran. Apa daya hidayah, menjadi hak prerogatif sang Khaliq semata.
Ibrahim muda, menghadapi ujian yang tak kalah dahsyat. Penentangannya, musti dibayar dengan dibakar. Lagi-lagi terselamatkan, karena pasrah dan sikap gentarnya.
Setelah menikahi Siti Sarah, tak kunjung dikaruniai buah hati. Kemudian didesak Sarah, menikahi budak-nya (Siti Hajar). Tak berlama selang, hadirlah buah hati Ismail.
Kecemburuan istri pertama tak tertahankan, hingga Ibrahim mengungsikan Hajar dan Ismail. Ujian hebat datang lagi, Alloh menguji dengan penyembelihan. Buah cinta yang ditunggu lama, musti dikorbankan.