Usia 40 tahun di masa kini, bisa diibaratkan usia warning/ peringatan. Karena telah melewati usia paruh baya, seumpama separuh perjalanan telah dilewati. Tidak lagi bisa dikategorikan usia muda, cenderung dikatakan di ambang lanjut usia.
Mungkin berbeda dengan masa Nabi terdahulu, yang usianya sampai ratusan tahun. Konon postur manusia kala itu, dengan perawakan dua tiga kali manusia sekarang. Makam salah satu nabi, panjangnya melebih manusia sekarang.- wallahu'alam
Kita manusia akhir jaman, dengan postur tinggi (rata-rata) tak sampai dua meter. Dari sisi usia, sangat jarang melewati seratus tahun. Bagi umat Rasulullah Muhammad SAW, angka 63 tahun adalah patokan. Kanjeng Nabi wafat di usia tersebut, rata-rata umatnya berusia tak jauh beda.
Kalapun dikarunia umur lebih, berarti mendapat bonus. Menjadi kesempatan, memperbanyak ibadah dan berbuat kebaikan.
Tetapi bahwa di usia 40 tahun, sebaiknya lebih ditingkatkan kewaspadaan. Berhati-hati bersikap dan berucap, lebih hati-hati mengambil keputusan. Apalagi keputusan yang terkait orang lain, musti ekstra hati-hati. Mengingat batas akhir makin dekat, dunia fana yang melenakan kan ditinggalkan.
Lazimnya usia 40 tahun, akan melanjutkan kebiasaan saat belia. Kalau sedari muda, biasa bangun dini hari menegakkan sholat sunah. Maka saat lanjut usia, hal tersebut kan diteruskan. Pun yang semasa muda kerap maksiat, selagi ada waktu angan tunda taubat.
Berkata Abu Hatim Al Busti rahimahullah dari Muahammad Ali bin Husain , beliau berkata.
"Jika seorang telah mencapai umur 40 tahun, akan ada yang menyeru dari langit dan berkata ; Telah dekat waktu kepergianmu (kematian) maka persiapkanlah perbekalan"
(Raudatul 'Uqalaal Wa Nuzhatul Fudhalaa'i hlm.52)
-----
Bagi saya, tahun ini adalah spesial. Menjadi tahun penghujung, melepas usia paruh baya. Tak lama lagi (semoga ada kesempatan), saya berada di umur setengah abad. Â Cukuplah pengalaman hidup mengajarkan, sebagai bahan banyak-banyak introspeksi.
Saya mengakui, betapa diri ini adalah pendosa. Tak terhitung sudah berbuat salah dan alpa, tak sebanding dengan setitik kebaikan dilakukan. Itupun kadang terselip pamrih, sehingga yang baik ternodai.
Perasaan sedih dan gembira, menangis pun tertawa, nestapa juga bahagia, sempit bergantu lega. Telah saya reguk dan rasakan, semua nyata-nyata dipergilirkan. Seolah tak memberi ruang lagi, berlagak angkuh dan membumbungkan diri.
Belakangan saya semakin mengamini, bahwa semua pernak dilakukan akan kembali ke pelakunya. Apa yang dulu pernah saya persangkakan (pada orang lain), kini menerima jawaban. Yaitu mengalaminya sendiri, berada diposisi seperti orang saya sangkakan.
Sungguh sebuah effort yang tidak mudah, ketika berada diposisi tak nyaman. Saya seperti menelan bulat-bulat, pikiran perkataan pun persangkaan sendiri.
Benar-benar menjadi pelajaran berharga, untuk tidak gampang berprasangka (apalagi prasangka buruk). Sebaik-baik pesangkaan, adalah khusnudhon (berprasangka baik). Agar hal baik itu, akan kembali pada diri sendiri.
Usia 40 Tahun adalah Usia Peringatan
Sesungguhnya tulisan ini, ditujukan untuk diri sendiri. Sebagai nasehat, sekaligus pengingat agar tidak jumawa. Bahwa segala yang sia-sia, sebaiknya segera disudahi. Apalagi di usia 40 tahun, usia yang sudah saatnya memilih prioritas yang pasti. Perihal kebaikan diri, tentang apa yang akan ditinggalkan kelak (setelah tiada).
Cukuplah sudah ego diumbar dan dimanjakan, sudah bukan waktu mencari pengakuan. Karena setiap detik, sedemikian berharganya. Kalau digunakan, untuk mengejar ketidakpastian.
Usia 40 tahun adalah usia peringatan. Telah banyak jatah usia dilewatkan, kini tinggal menjalani sisanya saja. Yang namanya sisa, dijamin tidak sebanyak yang telah dilewatkan.
Karena patokan itu usia Kanjeng nabi 63 tahun, maka di usia 40-an tinggal 20 tahun bahkan kurang waktu yang ada. Dan sepuluh atau duapuluh tahun, kalau dijalani tidaklah terasa. Mari, kita berusaha menjadi orang beruntung. Menangkap peringatan itu, sebagai masa memperbaiki diri.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H