Semasa Pandemi di tahun 2021, saya mengisi waktu (salah satunya) dengan nonton film di Youtube. Ketika itu jelang Ramadan, saya search film kisah Nabi. Tema yang sangat pas, untuk mengisi sebulan penuh berpuasa. Ada satu kisah Nabi, filmnya dibuat berseri hingga tigapuluh empat seri.Â
Tanpa pikir panjang, saya langsung klik seri pertama. Kalau sehari nonton satu seri, maka sebulan lebih sedikit bakal tamat filmnya. Adalah film kisah Nabi Yusuf, satu diantara 25 manusia pilihan. Nabi yang menjadi suluh, di tengah kaum tersesat di masa jahiliyah. Nabi yang telah rela dan direlakan, menempuh jalan terjal penuh liku.
Kisah dari masa kanak sampai mencapai puncak kemuliaan, tertuang di dalam kitab suci (surah Yusuf). Sungguh, penuh perjuangan dan pengorbanan. Yusuf kecil terpisah puluhan tahun, dengan ayahanda (Nabi Yakub) yang sangat dikasihi.
-----
Manusia pilihan Alloh SWT, sudah berpendar cahaya sedari masa kelahiran. Bayi Yusuf lahir saat musim sedang tandus-tandusnya, tangis bayi itu diiringi hujan di tanah gersang. Kaum kala itu berseru, bahwa bayi Yusuf akan membawa keberkahan. Semenjak balita, masa kanak, hingga baligh, tanda-tanda kenabian tak henti ditunjukan.Â
Yusuf dengan kebesaran jiwa, meniti setiap batu ujian dengan penuh kesabaran dan keimanan. Bahkan tiada dendam bersemanyam, ketika kakak kakak yang membuangnya. Bersua menghadap, kala tahta bendahara Mesir telah disandangnya.
Saya manusia berlumur dosa, sangat-sangat kecil tiada daya. Mengikuti serangkaian kisahnya, sedemikian banyak meraup hikmah baik tersirat maupun tersurat. Kisah penuh keteladanan ini, berlimpah ibroh bagi umat akhir jaman.
Mumpung nafas masih dikandung badan, pintu tobat itu ingin saya raih. Semoga di sisa usia yang tersisa, saya bisa mengukir kebaikan---aamiin.
Film Kisah Nabi Yusuf Sebuah Ajakan Berbenah dan Bertobat
Tersebut nama Faiqoh, saudara perempuan Nabi Yakub. Keduanya keturunan Nabi Ishak, putra dari Nabi Ibrahim. Sang bibi melihat tanda kenabian, dari kali pertama Yusuf kecil datang ke Kan'an. Perempuan dengan naluri tajam, bersikeras, mengasuh bocah piatu. Â Menggantikan Rahel, Ibunda Yusuf yang meninggal di perjalanan saat melahirkan Ben Yamin (adik Yusuf).
Bersama bibi, Yusuf mendapatkan perlakuan istimewa. Dipakaikan pakain bagus, dan disuguhi makanan yang lezat. Tak ayal keadaan demikian, menumbuhkan benih iri saudara Yusuf (seayah tetapi lain ibu).