Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Kehilangan Sehilang-Hilangnya, Jatuh Sejatuhnya-Jatuhnya

3 Maret 2024   08:57 Diperbarui: 3 Maret 2024   15:09 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita manusia, diciptakan dengan kekuatan dan energi yang tak terduga. Kekuatan yang baru disadari, ketika ujian hebat itu tengah terjadi dan sedang dialami. Meski sedih sesedih sedihnya, meski luka seluka- lukanya. Tetapi waktu kan membuktikan, seseorang akan sanggup melewati semuanya.

Dan sangat mungkin, pelakunya tidak bakalan percaya bisa sekuat itu. Berhasil menghadapi badai kehidupan, yang semula dirasa begitu beratnya. Setelah mendapati diri dalam kedamaian hidup, barulah kekuatan itu disadari.

Di usia paruh baya ini, saya telah mengalami dan melihatnya sendiri. Manusia-manusia tangguh, yang sanggup dan disanggupkan melewati pahitnya kehidupan. Kemudian saya mendapati mereka, menjadi pribadi yang lebih dewasa.

Sebagai manusia biasa saya tak luput dari uji dan coba, pernah diuji sakit serta berada di kondisi  kesempitan. Dan tidak punya pilihan lain, kecuali menghadapi sebisanya semampunya. Berusaha mengambil hikmah, dari peristiwa yang telah dialami.

---

Tehnologi masa kini, sangat menguntungkan umat manusia. Misalnya dengan kehadiran media sosial, menyusul platform group percakapan. Betapa membuka banyak sekali kemungkinan, yang tidak disangkakan sebelumnya.

Sunguh saya tidak menduga, kembali bersua kawan-kawan yang lama sekali tak berkomunikasi. Medio 90-an, setelah kami melepaskan seragam abu-abu putih. Kami anak desa di pelosok Jawa Timur, setelah lulus merantau dan menyebar ke kota berbeda.

Kali pertama saya merantau di Jogja, ingin kuliah di UGM dan ingin sekalian bekerja. Kami antar teman (otomatis) putus komunikasi, masing-masing dengan tujuan hidupnya. Sehingga tidak satupun teman sekelas, saya ketahui keberadaanya.

Era digital melahirkan aplikasi group percakapan, membuat kami orang jadul takjub. Kami setelah terpisah puluhan tahun, tiba-tiba terhubung dan menjalin komunikasi. Di usia yang sudah tidak muda, masing-masing telah berkeluarga. Tentunya, masing-masing telah mengalami aneka peristiwa.

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun