Sebabnya ketika itu, saya jatuh sakit yang tiba-tiba. Membutuhkan biaya tidak sedikit, agar bisa lekas pulih. Setelah badan mulai sembuh, saya mendapati kenyataan tabungan tinggal sedikit tersisa. Alhasil saya memutar otak, terus berhemat agar cukup sampai akhir bulan.Â
Selepas itu saya mendapatkan pencerahan, hidup yang tidak baik-baik saja bisa dialami siapapun. Tidak peduli orang boros atau hemat, tidak peduli yang pintar atau kurang bisa memanage keuangan. Kondisi tidak baik-baik saja, bisa datang di waktu yang tidak disangka-sangka, di keadaan yang tidak diperkirakan.
Seketika saya memperingatkan diri, untuk lebih menjaga diri, tidak mudah bersikap, berucap, bahkan membatin hal- hal yang tidak baik sekalipun. Berusaha mengoreksi diri, untuk tidak mudah bereaksi negatif. Ketika melihat, mendengar, mengetahui, orang lain sedang di kondisi tidak baik-baik saja.
Merayakan Hidup yang Sedang Tidak Baik- Baik Saja
Kompasianer's, setiap orang bisa berdamai dengan keadaan. Kemampuan alami, yang seharusnya sangat disyukuri. Caranya adalah tidak terlalu fokus pada masalah, tetapi memilih fokus pada jalan keluar.
Misalnya saat keuangan sedang sempit, jangan terpaku pada kesusahannya. Tetapi terus bergerak, mengerjakan apa saja yang ada di depan mata. Mempersembahkan pekerjaan yang terbaik, agar menghasilkan hal-hal yang baik.
Kita (manusia) sangat minim pengetahuan, tentang hal-hal yang akan terjadi di hari mendatang. Bahwa hari esok masih misteri, kemungkinan apapun bisa terjadi. Kejadian di hari esok, sangat tidak terjangkau pikiran manusia. Bisanya kita adalah berencana, berusaha mewujudkan harapan. Membangun afirmasi positif, agar tetap survive sampai kelapangan akan berpihak.
Merayakan hidup yang sedang tidak baik-baik saja, bisa menjadi cara efektif agar diri tetap waras. Agar hati lebih lega, bisa menjalani kesulitan dengan ringan. Bahwa untuk keluar dari masalah, tidak ada cara lain kecuali menghadapi dan menyelesaikannya.
Manusia wajib mengilmui diri, sehingga bisa menyelesaikan masalahnya. Belajar dari sumber yang valid, berkumpul di lingkungan (termasuk orang) yang baik. Sehingga selepas dari masalah dihadapi, akan menemui diri dalam kondisi jauh lebih baik.Â
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H