Adalah MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri) 4 Blitar, sekolah yang dilengkapi sarana prasarana pendukung pembelajaran. Yaitu Perpustakaan yang representatif, Â ruang kelas, ruang komputer, ruang Kasek, Guru dan TU, kantin, lapangan olahraga, masjid, kamar kecil yang memadai.
Namun yang lebih unik, adalah aneka program lliterasi yang dikembangkan di MIN 4 Blitar. Â Program Market Day yang sangat bermanfaat, melatih literasi numerasi dan literasi finansial. Juga diadakan pemilihan duta literasi, bagi peserta didik kelas 4,5 dan 6.
Ada juga Kaliwa (kantin literasi), Posi (pohon literasi), pojok baca, gosi (gua Literasi), Tril (transportasi ilmu), Tabah (Tangga bahasa), jendil (jendela ilmu), Talingan (Taman Literasi Ngalingan), Bihun (bilik pengetahuan), Teras Literasi, dan Barcode literasi.
Saya yang menyimak aneka kegiatan melalui video, dibuat takjub dan manggut-manggut. Ide-ide kecil yang diwujudkan menjadi upaya nyata, hasilnya juga tak dinyana. Kompasianer bisa bayangkan, tangga bahasa, adalah memasang poster di tangga sekolah. Poster berisi kata bahasa asing, diterjemahkan dalam bahasa indonesia. Kemudian ada istilah-istilah sulit, diterjemahkan menjadi bahasa yang mudah.
Siswa yang melewati anak tangga, akan bisa membaca satu persatu tulisan ditangga. Tiga atau empat kali membaca, niscaya bisa langsung apal dan nyantok di ingatan. Tulisan tersebut diganti secara berkala, sehingga hapalan siswa juga bertambah.
--
Upaya tak kalah menakjubkan, dilakukan kasek MI Darussalam Jembrana Bali, dikelola yayasan pendidikan di desa Pengambengan Kecamatan Negara Jembrana Bali. Madrasah yang didirikan atas kebutuhan masyarakat, yang mayoritas penduduknya muslim.
Kasek Miftahul Ahayar, S.Pd.l., menginisiasi kegiatan yang memantik semangat literasi siswa. Adalah perbaikan proses pembelajaran, beorientasi pada peningkatan literasi. Penyediaan teks informasi atau teks fiksi fantasi, pendekatan pembelajaran menyenangkan, dengan gambar, cerita dan permainan.
Peengintegrasian literasi numerasi, sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari dan dirasakan siswa siswi. Meningkatkan kemampuan guru, kerjasama dengan orangtua dan lingkungan, huna menciptakan lingkungan belajar berbasis numerasi.