Pernah ada kejadian, seorang di group WA mengomentari sebuah postingan. Rupanya beliau protes keras, setelah membaca judul di link disebarkan member lain. Saya yang membaca klik link dan membaca beritanya, dibuat geli atas protes itu. Karena saya tahu, pasti pemrotes tidak membaca berita disebarkan.
Kompasianer, mungkin pernah mendapati kejadian semisal. Orang protes tapi tidak teliti, sehingga yang disangkal sangat mudah dimentahkan. Karena yang menjadi keberatannya, sebenarnya tidak beralasan.
Justru protes keras itu, sebenarnya menunjukkan kualitas diri. Bahwa dirinya tidak membaca artikel tersebut, apa yang dipermasalahkan tidak beralasan. Dan rasanya tidak berlebihan, kalau negara kita dikategorikan darurat literasi.
-----
Soal kurangnya literasi, menjadi perhatian banyak stake holder. Satu diantaranya Kementerian Agama Republik Indonesia, yang dibarengi dengan upaya konkret. Menyelenggarkan Seminar Nasional AKMI (Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia) 2023, guna menjawab tantangan pendidikan yang dinamis seiring perkembangan jaman.
Iswadi, selaku Organizing Commite, menyampaikan, pesatnya perkembangan teknologi informasi kecerdasan dalam memiliah informasi secara arif dan bertanggung jawab. Dengan literasi yang kuat, siswa dapat mengakses pengetahuan dengan lebih baik.
Saya sangat beruntung, mendapat undangan di kegiatan yang luar biasa ini. Acara diadakan di hotel bintang empat, di kawasan Jakarta Pusat, selama 4 hari 3 malam. Susunan acara cukup padat, mulai pembukaan sampai penutupan. Saya senang, bisa berkenalan dengan peserta dari berbagai daerah di Indonesia, Yang sempat ngobrol, adalah guru madrasah dari Banyuwangi, Kaltim dan Papua. Pun saat menyimak seminar, saya satu meja dengan peserta dari Lampung, Jambi, Bali, pelosok NTT, dan daerah lain di negeri tercinta.
AKMI 2023 mengusung tema "Membangung Manusia Indonesia Berliterasi Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045". Literasi mencakup literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains, dan informasi karakter unggul siswa yang dapat ditindaklanjuti dengan efektif dan tepat sasaran.
Menghadirkan pembicara yang berkompeten, dari berbagai pemangku kepentingan dan pemangku kebijakan. Sederet nama Profesor dengan berbagai prestasi, serta kepala madrasah dengan inisiatif yang luar biasa.
Secara pribadi saya dibuat haru, upaya kasek di Madrasah Blitar, dan Madrasah di Bali. Yang dengan keterbatasan, bisa berbuat sesuatu guna meningkatkan budaya baca pada siswa siswi.