----
Di ibukota, saya meneruskan PR besar itu. Selain membangun karir, juga menuntaskan keinginan menikah. Saya mengerahkan segala cara, selain mencari sendiri juga minta tolong teman kantor, teman kost, kenalan dan sebagainya.
Sampai ada seorang teman yang kenal hanya sekilas, menawarkan mengenalkan saya dengan temannya. Saya sama sekali tidak keberatan, disepakati tempat dan waktunya. Kami bertemu di daerah Blok M, dan moment ini menjadi sangat penting bagi hari-hari ke depan. Tanpa perlu proses panjang, saya ketemu orangtua dan kami menikah.
Benar, bahwa datangnya jodoh sangat misteri. Tetapi justru kemisteriannya, memantik rasa penasaran mewujudkannya. Semakin meneguhkan semangat, memantaskan diri di hadapan-NYA. Menunjukkan keseriusan, ingin mengikuti teladan Baginda Nabi Rasulullah SAW.
Jauh hari, setelah saya menikah dan beranak pinak. Saya menemukan jawaban, mengapa sesusah itu menemukan belahan jiwa. Bahwa untuk hal yang diperoleh dengan susah payah, niscaya akan dipertahankan dengan susah payah juga. Kita akan berusaha maksimal, untuk membahagiakan pasangan dikasihi.
--
Suatu hari saya mendapat (saat itu tren) SMS, dari nomor saudara yang ngeselin itu. Â Setelah sekian lama tak bersua, setelah sekian lama tidak intens berkomunikasi. Beda kota dan beda urusan, membuat saya tidak terlalu memikirkan hal- hal dulu.
Melalui pesan singkat, saudara ini mengakui telah bersalah. Memohon dengan sangat, agar saya memaafkan sikapnya yang tidak elok. Saya membalas pesan, dan membuka hati untuk memaafkan. Rasa kesal yang pernah singgah, seketika terasa ringan. Mungkin itu petanda, saya telah memaafkan dengan sebenar-benarnya.Â
Semoga bermanfaat.