Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

15 Tahun Kompasiana dan Ini Kisahku

3 November 2023   14:56 Diperbarui: 3 November 2023   17:12 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2014, menjadi kali pertama saya menulis di Kompasiana. Menulis sebisanya, menulis ala-ala, mengingat saya yang tidak ahli-ahli banget soal menulis. Konsep learning by doing saya praktekkan, dan tidak lupa aktif berjejaring.

Bagi saya, kopdar dan menjalin pertemanan secara langsung sungguh berbeda. Suasana dan vibes-nya dapet, tidak bisa digantikan dengan pertemanan melalui online. Bertemu muka, ngobrol, menunjukkan mimik dan bahasa tubuh. Tentu akan memberi kesan, dan tidak didapatkan dengan berjejaring via medsos dan atau tulisan saja.

Maka saya cukup antusias, ketika masanya Kompasiana Nangkring kerap diadakan. Termasuk acara semisal, diadakan Kompasiana baik di Jabodetabek atau luar kota.  Melalui Kompasiana, saya pernah menginap di Pulau Bidadari. Pernah menjelajah, kota Jogja- Klaten- Solo selama 3 hari dua malam.

Dan yang membuat saya enggan berpaling, Kompasiana menjadi jalan terbukanya peluang baru. Selama dua tahun saya pernah, menjadi KOL (key opinion leader) brand buah. Beberapa kesempatan lain datang, dari pintu yang tidak saya duga, berkat Kompasiana.

----

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Sebenarnya cerita ini, sudah sering saya ulang-ulang di beberapa tulisan. Tetapi bagaimana lagi, mengingat temanya sesuai yang ingin dibahas. Yaitu tentang keterlibatan saya, di beberapa Komunitas di Kompasiana.

Saya pernah menjadi admin Komunitas Film di Kompasiana, kemudian berlanjut menjadi admin Kompasianers Tangerang Selatan. Masing-masing punya tantangan, tentang bagaimana agar kegiatan komunitas tetap berjalan.

Dan soal tulisan berdampak, salah satunya saya rasakan saat menggawangi Ketapels. Komunitas yang berbasis wilayah ini, memungkinkan saya berkreasi di banyak ragam kegiatan. Baik berkaitan dengan UMKM-nya, bersinergi dengan komunitas lokal di Tangsel, pun dengan yayasan sosial.

Di beberapa kegiatan komunitas lokal, kami bisa saling membantu. Seperti ketika acara sunatan massal, ada team mencari peserta dan team kerjasama dengan rumah sunat. Pun ketika berbagai takjil Ramadan, saya bekerjasama dengan brand buah (tempat saya menjadi KOL). Sementara komunitas lokal Tangsel, mengurusi pengadaan relawan.

Demikian seterusnya.

dokpri
dokpri

15 Tahun Kompasiana dan Ini Kisahku

Saya punya kenalan baik, founder sekaligus pengurus Panti Lansia di BSD Tangerang Selatan. Ketika itu beliau berkisah, tentang kegelisahan mencari lokasi baru. Rumah lansia di BSD selesai masa sewa, dan pemilik gedung tidak memperpanjang kontrak. Konon ada warga yang protes, menyoal keberadaan panti lansia. Dianggap meresahkan warga, karena ulah (salah satu) penghuni panti. 

Ada satu lansia (penghuni panti) yang temperamen, suka membuat kegaduhan. Background si lansia adalah dari keluarga berada, sehingga egonya sering meluap-luap.

Saya banyak dicurhati, tentang aneka latar belakang penghuni. Ada yang sengaja dibuang keluarga, ada lansia yang sukses semasa muda tapi abai keluarga. Ada lansia maunya menang sendiri, dan ada yang susah banget di atur.

dokpri
dokpri

Meskipun dengan banyak drama, tapi banyak juga keajaiban dialami pendiri panti. Ketika keuangan menipis, ada saja donatur yang datang dan menyumbang.  Sementara dari dinsos, juga tidak bisa mencover semua kebutuhan panti. Termasuk ketika diminta hengkang dari tempat lama, ada orang menawari lahan baru di Tigaraksa Tangerang.

Lahan berupa tanah kosong, tugas pengurus panti adalah mendirikan bangunan baru. Konon pemilik lahan memberi kelonggaran, dalam hal membayar sewa. Pun kalau tanah mau dibeli sekalian, pemilik lahan sangat welcome. Kesempatan membeli dipilih pegurus panti, meski uang dimiliki tak seberapa. 

Akhirnya tabungan yang ada untuk DP, pembayaran selebihnya secara berkala saat ada uang. Tentu saja tanpa memberlakukan bunga, seperti halnya utang di Bank. Pemilik lahan setuju, mengingat pemanfaatannya untuk kegiatan sosial. 

Duh, keajaiban banget kan.

-----

Melalui Ketapels saya berembug dengan admin, mencari cara guna membantu panti lansia. Salah satunya membuat tulisan, untuk penggalangan dana pembangunan panti. Setelah menulis dan posting di Kompasiana, saya share di medsos Ketapels dan medsos pribadi.

Alhamdulillah, satu, dua donatur ada yang inbox. Menyusul donatur berikutnya, bahkan ada yang menyumbang lumayan besar. Setelah dihitung dan diketahui jumlahnya, saya ngobrol dengan pengurus panti. Memastikan pengadaan barang yang dibutuhkan, agar tidak mubadzir.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Dan dengan menyesuaikan jumlah dana, kami bisa membeli 60 sak semen dan satu rit pasir. Saya pesan ke toko bangunan (by phone), yang biasa buat belanja kebutuhan panti. Kemudian sejumlah dana ditransfer, saya minta bukti nota dan foto saat barang dikirim.

Alhamdulillah, senang rasanya. Bisa melaksanakan amanah orang-orang baik, untuk memperlancar urusan pembangunan panti. Sepekan setelah pembelian, saya sempat datang ke Panti Lansia di Tigaraksa. 

Btw, saya sudah siapkan videonya di akhir artikel ini (klik ya). Tulisan ini, saya persembahkan untuk 15 tahun Kompasiana dan ini kisahku. Mohon maaf lahir batin, kalau ada yang salah di tulisan ini. 

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun