Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Yang Kayak Gini Bikin Gue Males Nikah

4 Oktober 2023   17:25 Diperbarui: 4 Oktober 2023   17:28 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasianer's, era digital mengantarkan media sosial (medsos) sebagai salah satu media favorit dan terdepan. Nyaris setiap orang (terutama di kota besar), dengan mudahnya membuat dan memiliki akun medsos. Membuat akunnya juga mudah dan gratis, modalnya punya email dan terhubung jaringan internet.

Saya sendiri punya akun di beberapa medsos, yaitu facebook, twitter X, instagram, tiktok. Akun medsos ini sangat mendukung, untuk kelancaran pekerjaan. Masing-masing medsos, memiliki keunikan sendiri-sendiri. Dan dari medsos juga, banyak kejadian bisa diviralkan.

Kejadian viral di era sekarang sangatlah mudah ditemukan, terutama kejadian yang tak lazim. Baik itu itu kejadian janggal, seperti pungli, kecurangan, bullying, pencurian, dan semisalnya. Atau kejadian inspiratif, seperti hal-hal baik dilakukan dengan sederhana, prestasi diukir oleh kalangan berkekurangan, dan lain sebagainya.

Dan khusus twitter X ada ciri khas yang unik, yaitu ada thread dan reply cuitan yang dampaknya bisa berkepanjangan. Misalnya tweet tentang korupsi, tentang pembunuhan, dan semacamnya. Cukup mention pihak berwenang, biasanya pelakunya dengan cepat bisa ditangkap.

Termasuk soal kehidupan pernikahan, yang dijalani public figure. Biasanya tidak lepas, dari riuh dan gaduh pembahasan netizen. Ada kejadian pasangan artis, ketauan salah satu setia dan yang lain menyeleweng. Atau pasangan suami istri yang orang biasa, mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Aneka reply bersautan, tak jarang ada keyworld tertentu atau hastag yang tredding. Alhasil menjadi bahasan banyak orang, sekaligus banyak pro kontra. Kebanyakan pro pada pihak tersakiti, dan menghujat habis pada pelaku antagonis.

Dan ada komentar yang umum, biasanya dari netizen yang bujangan. Setelah mereka menyimak thread, tentang kekerasan dialami salah satu pihak. "Yang kayak gini, bikin gue males nikah"

-----

dokpri
dokpri

Hampir duapuluh tahun menikah, saya mengalami naik turunnya kehidupan pernikahan. Pun sampai sekarang, namanya ujian pernikahan tidak akan ada usainya. Masalah datang dan pergi, seperti halnya kehidupan keseharian.

Bisa masalah tentang anak dengan temannya, istri dengan kesibukan sebagai korlas (koordinator kelas) di sekolah anak. Pun masalah saya sendiri, yang berkait dengan pekerjaan. Masalah salah paham suami istri, juga tak bisa dihindari dalam pernikahan.

Maka ketika membaca di medsos topik KDRT, ada yang menyentak di benak. Bahwa ada pihak yang egois, sehingga tidak bisa mengendalikan emosi. Dan hal demikian tidaklah bijak, dilakukan oleh seorang pada pasangannya.

Padahal seharusnya menikah, bisa menjadi ladang pembelajaran bagi suami dan istri. Menjadi ajang berproses keduanya, agar jiwanya bertumbuh dengan baik. Emosinya bisa dikelola dengan baik, sehingga bisa menggenggam sikap dewasa.  

Yang Kayak Gini Bikin Gue Males Nikah

Membaca beberapa reply-an di thread twitter X, yang sedang membahas topik KDRT. Saya dibuat senyum-senyum, sekaligus mengeryitkan dahi. Ada yang menanggapi dengan lelucon, di satu sisi ada yang mengecam keras. Terutama pemilik akun (diduga) perempuan, biasanya di pihak pro korban.

Tak ayal ada beberapa cuitan muncul, menyatakan dirinya takut menikah. Pengomentar (diduga bujangan) mengkhawatirkan, kalau keadaan serupa terjadi pada dirinya setelah menikah. Tak ketinggalan yang sudah berumur, dan belum menikah turut muncul. Seolah mendapatkan pembelaan, atas keputusan dirinya yang belum menikah.

sumber ; beritaenam.com
sumber ; beritaenam.com

------

Saya tidak menyalahkan atau membenarkan, pilihan sikap seseorang tentang menikah. Keputusan menikah atau tidak, adalah urusan personal. Banyak faktor yang melandasi, sehingga seseorang mengambil satu keputusan. Tetapi menurut saya sangatlah tidak bijak, melihat pernikahan hanya dari satu sisi (apalagi sisi yang tidak baik).

Banyak kehidupan pernikahan di luar sana, yang berjalan dengan baik-baik saja. Tak jarang, pernikahan pesohor bisa dijadikan inspirasi. Meski pelakunya juga menghadapi banyak ujian dan coba, meskipun pelakunya juga jatuh bangun dalam pernikahan.

Tidak bisa kita pungkiri, banyak juga rumah tangga di lingkungan sekitar. Meski secara kasat mata, tidak berkelebihan harta benda, tetapi suami istri saling menghargai. Bagi pengomentar yang takut menikah karena KDRT, ada baiknya mencari sudut pandang lain sebagai pengimbang. 

Bahwa sejatinya menikah, tidak seseram yang dibaca di thread medsos. Bahwa ada pernikahan yang ideal, pernikahan yang membawa pelakunya menjadi pribadi yang lebih baik. Saya sangat sepakat, bahwa opini dari diri dipengaruhi oleh pergaulan. Dan kalau ingin bersua pasangan baik, sebaiknya bergaul dengan lingkaran pertemanan yang baik. 

Terus belajar dan mengilmui , demi mengupgrade kapasitas diri sendiri. Menghunjamkan itikad kuat, menjadikan menikah sebagai ladang ibadah. Bertekad saling memuliakan pasangan, sesuai tuntunan diteladani Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Karena demikian Sunatullah mengatur, bahwa syariat menikah diadakan demi kebaikan manusia.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun