Bisa masalah tentang anak dengan temannya, istri dengan kesibukan sebagai korlas (koordinator kelas) di sekolah anak. Pun masalah saya sendiri, yang berkait dengan pekerjaan. Masalah salah paham suami istri, juga tak bisa dihindari dalam pernikahan.
Maka ketika membaca di medsos topik KDRT, ada yang menyentak di benak. Bahwa ada pihak yang egois, sehingga tidak bisa mengendalikan emosi. Dan hal demikian tidaklah bijak, dilakukan oleh seorang pada pasangannya.
Padahal seharusnya menikah, bisa menjadi ladang pembelajaran bagi suami dan istri. Menjadi ajang berproses keduanya, agar jiwanya bertumbuh dengan baik. Emosinya bisa dikelola dengan baik, sehingga bisa menggenggam sikap dewasa. Â
Yang Kayak Gini Bikin Gue Males Nikah
Membaca beberapa reply-an di thread twitter X, yang sedang membahas topik KDRT. Saya dibuat senyum-senyum, sekaligus mengeryitkan dahi. Ada yang menanggapi dengan lelucon, di satu sisi ada yang mengecam keras. Terutama pemilik akun (diduga) perempuan, biasanya di pihak pro korban.
Tak ayal ada beberapa cuitan muncul, menyatakan dirinya takut menikah. Pengomentar (diduga bujangan) mengkhawatirkan, kalau keadaan serupa terjadi pada dirinya setelah menikah. Tak ketinggalan yang sudah berumur, dan belum menikah turut muncul. Seolah mendapatkan pembelaan, atas keputusan dirinya yang belum menikah.
------
Saya tidak menyalahkan atau membenarkan, pilihan sikap seseorang tentang menikah. Keputusan menikah atau tidak, adalah urusan personal. Banyak faktor yang melandasi, sehingga seseorang mengambil satu keputusan. Tetapi menurut saya sangatlah tidak bijak, melihat pernikahan hanya dari satu sisi (apalagi sisi yang tidak baik).
Banyak kehidupan pernikahan di luar sana, yang berjalan dengan baik-baik saja. Tak jarang, pernikahan pesohor bisa dijadikan inspirasi. Meski pelakunya juga menghadapi banyak ujian dan coba, meskipun pelakunya juga jatuh bangun dalam pernikahan.
Tidak bisa kita pungkiri, banyak juga rumah tangga di lingkungan sekitar. Meski secara kasat mata, tidak berkelebihan harta benda, tetapi suami istri saling menghargai. Bagi pengomentar yang takut menikah karena KDRT, ada baiknya mencari sudut pandang lain sebagai pengimbang.Â
Bahwa sejatinya menikah, tidak seseram yang dibaca di thread medsos. Bahwa ada pernikahan yang ideal, pernikahan yang membawa pelakunya menjadi pribadi yang lebih baik. Saya sangat sepakat, bahwa opini dari diri dipengaruhi oleh pergaulan. Dan kalau ingin bersua pasangan baik, sebaiknya bergaul dengan lingkaran pertemanan yang baik.Â