Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Guyonan Bapak-Bapak yang Sebaiknya Dihindari

9 Agustus 2023   16:45 Diperbarui: 10 Agustus 2023   15:24 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyoal poligami (beristri lebih dari satu),  tidak ada aturan di agama islam yang melarang. Diperbolehkan tapi dengan syarat, sangat mungkin tidak sembarang orang menyanggupi. Apalagi yang ilmu agamanya cetek (macam saya), dijamin tidak mampu memenuhi syaratnya.

Syarat berat dari poligami, adalah berlaku adil pada setiap istri. Sementara sifat adil adalah abstrak, menyangkut perasaan (apalagi perasaan perempuan sensitive). Orang biasa banyak dosa (lagi-lagi macam saya), lazimnya memiliki kecenderungan berpihak.

Kanjeng Nabi Muhammad SAW, manusia sempurna pilihan diamini semesta. Beliau menjalani poligami, dengan alasan- alasan yang sangat syar'i dan logis. Misalnya menikahi janda korban perang, menikahi perempuan berumur agar terlindungi.

Poligaminya Rasulullah, memiliki visi misi jauh ke depan untuk kebaikan umat. Memiliki tujuan untuk keteguhan agama, sudah seharusnya dicontoh umat hingga akhir jaman. Dan selama beristrikan Khadijah, Rasulullah SAW menganut monogami.

Keteladanan kanjeng Nabi sebagai suami, ayah, kepala keluarga, kakek, sikap dan tutur kata beliau terpatri jaman. Memperlakukan istri dengan sangat baik, penanda sebaik-baik akhlak laki-laki. Memperlakukan anak dengan kasih sayang, tanpa mengurangi kewibawaan. Pun sayangnya terhadap cucu, kisahnya tersiarkan hingga sekarang.

Perilaku beliau sangat relate, dicontoh dan diterapkan hingga masa kekinian. Bagi kita yang mengaku umat Kanjeng Nabi, kalau meneladani jangan setengah-setengah. jangan mencontoh poligaminya saja, tapi sekaligus mencontoh sikap santun, sayang, adil pada istri dan keluarga.

Wallahu'alam bishowab.

Guyonan Bapak-Bapak yang Sebaiknya Dihindari

Semasa lajang, saya pernah ikut sebuah perkumpulan (atau bisa dikatakan komunitas). Kebetulan anggotanya, adalah teman-teman (laki-laki) sudah menikah. Kami punya beberapa kegiatan, salah satunya kajian seminggu sekali.

Saya ingat kali pertama bergabung, datang ke kajian di bilangan Jaksel. Kami diminta memperkenalkan diri satu persatu, baik anggota baru maupun lama. Dan yang saya perhatikan, ketika menyebutkan status beristri, disambut guyonan. Ada saja anggota nyeletuk, "istri baru satu ya", atau "sedang menuju nambah istri", "Jabatan naik, saatnya istri nambah", dan diulang-ulang.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun