Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Suami Itu Wajib Menyelamatkan Harga Diri

6 Juli 2023   14:47 Diperbarui: 6 Juli 2023   14:55 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam segala keterbatasan dan tenaga kecilnya, ayah terbukti mengemban tanggung  jawabnya. Meskipun harus sering mengalahkan egonya, demi membahagiakan istri dan anak-anaknya. Serupiah dua rupiah dimiliki, tidak untuk dinikmati sendiri.

Ayah lelaki tidak neko-neko, beriringan dengan ibu selama nyaris setengah abad. Setahun setelah menikahkan ragilnya, beliau berpulang ke alam baqa. Kesedihan yang tak terbendung, ketika mengilas balik jejak perjalanan ayah.  

Ibu, adalah orang yang sangat kehilangan. Saya melihat, ibu berdoa khusyu untuk sang suami. Pernah suatu hari ke makam bareng mantu (istri saya), ibu bersimpuh mengirim doa untuk (alm) ayah. Cukuplah bagi saya beberapa bukti, bahwa almarhum ayah adalah lelaki terselamatkan harga diri.

Sedemikian mengesankan ayah di hati ibu, meski tak berlebihan menafkahi. Betapa jejak dan citra yang baik, menjadi warisan tak ternilai. Sontak menyadarkan saya, cara menjadi suami yang bertanggung jawab. Tidak melulu, melihat dari sudut pemberian harta berlimpah. 

Cukuplah dengan sikap, kerelaan berkorban dan siap menjadi tameng keluarga.

------

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Maka saya turut prihatin, kalau mendapati suami/ayah yang sehat jiwa raga tapi memilih berpangku tangan.  Malang benar lelaki seperti ini, telah mengubur segenap potensi yang dimiliki. Langkah panjangnya, logika berpikirnya, kegagahan raga dibiarkan mandeg dan layu begitu saja.

Sementara istri yang pontang-panting bekerja, memenuhi kebutuhan anak-anak dan keluarga. Saking malas dan bosan ribut, istri (yang mustinya dinafkahi) terpaksa mengambil alih peran suami. Keadaan dibiarkan berlarut-larut seperti ini, lambat laun akan menggembosi harga diri lelaki.

Ayolah, para ayah. 

Jangan bertindak semena-mena, jangan abai akan fitrah tak indahkan sunatullah. Bangkit dan bergerak, agar harga dirimu terselamatkan. Karena alam semesta selalu menyediakan diri, bagi manusia yang hendak berproses menggapai kemuliaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun