Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Kawasan Kota Lama Semarang

13 Juni 2023   07:52 Diperbarui: 13 Juni 2023   21:21 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Kita semua warga bangsa Indonesia, pasti sudah aware tentang penjajahan Bangsa Belanda di Negera kita. Dari anak-anak SD hingga perguruan tinggi, pelajaran sejarah bangsa sudah diajarkan. Dan jejak pendudukan bangsa asing, masih terekam jelas di kota-kota besar.

Misalnya di Surabaya, ada kawasan kota tua di daerah Jembatan Merah. Bangunan tempo doeloe berdiri dengan kokohnya, dan sebagian besar masih difungsikan. Misalnya bangunan di ujung jalan Kembang Jepun, difungsikan sebagai kantor surat kabar.

Di kawasan kota tua di Jakarta Kota, bangunan kolonial bener-bener terawat. Suasana masa Belanda, saya bisa rasakan saat berada di kawasan ini. Di kota Padang Sumatera barat, saya melihat jejak penjajah di goa lubang Jepang, dan lain sebaggainya.

Dan juga di Kota Lama semarang, vibes masa lamapu sangat terasa. Kawasan yang  di abad XIX-XX, menjadi pusat perdagangan. Masih ada jejak benteng vifhoek, melalui bangunan yang masih kokoh. Heerenstart atau saat ini Jl. Letjen Soeprapto, dulu adalah pintu gerbang benteng.

Di sekitar kota lama di bangunkan kanal air, keberadaannya masih bisa disaksikan meski tidak berfungsi sepenuhnya. Konon dari kanal ini, membuat Kota Lama Semarang mendapat julukan 'Little Nerdherlands'.Lanskap kota mirip kota-kota di Eropa,  menjadi miniatur Belanda di Semarang.

Saya sengaja jalan sore, mengitari kawasan kota lama Semarang. Tampak gedung peninggalan penjajah, kini dialih fungsikan sebagai kantor. Dengan demikian bangunan masih memiliki manfaat, dan tentunya tetap mengikuti prosedur perawatan.

Misalnya Gedung De Javasche Bank, kini menjadi Semarang Kreatif Galery ; Gedung Kantor Pengadilan Belanda, menjadi rumah dinas Pendeta Gereja Immanuel dan pada 2006 menjadi rumah makan bergaya Sunda. Kemudian Gedung Spiegel kini menjadi bistro, Gedung Van Drop menjadi Dream Museum Zona, Statschouwburg menjadi Gedung Marabunta, Socielief De Harmonie dialihfungsikan menjadi Bank Mandiri KC Mpu Tantular, dan masih banyak yang lainnya.

Kawasan Kota lama dijuluki Little Nederlands, menjadi saksi bisu sejarah Indonesia di masa kolonial. Lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi, yaitu Stasiun Tawang atau kini dikenal Stasiun Semarang Tawang Bank jateng. Di Sekitar Stasiun ada sekitar 50 bangunan kuno, dengan gaya ornamen khas kota di Eropa. 

Seperti ukuran pintu dan jendela yang besar, kaca warna dan atap yang unik, sampai ruang bawah tanah. Juga ada lima menara pengawas, diberi nama Zeeland, Amsterdam, Utrecht, Raamsdonk, dan Bunschoten. Pusat dari Kota Lama Semarang adalah di Taman Srigunting, berada di jantung kawasan ini. Di masa lalu dikenal sebagai parade plein, atau lapangan parade militer. Dan Kota Lama Semarang, telah menjadi ikon primadona wisatawan.

Kompasianer's yang ingin menjejakkan kaki di Kota lama Semarang, bisa naik Kereta Api Argo Merbabu. Menjadi satu dari lima Kereta, yang diluncurkan bersamaan pemberlakuan Gapeka 2023, Selama bulan June 2023, ada tarif promo untuk Argo Merbabu. Berikut saya sertakan video pendukung, semoga membantu memberi gambaran.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun