-0o0-
Di pangung utama, tampak Mentri Perhubungan Budi Karya dan pejabat terkait melepas keberangkatan bus Mudik. Bus berderet berjalan (termasuk bus saya), melewati depan panggung utama dan diiringi lambaian  tangan Pak Mentri. Sungguh, saya terkesan dengan suasana keberangkatan.Â
Tampak panitia dan petugas kepolisian, berhasil berkoordinasi. Setiap peserta di bus yang benar, sesuai tiket dan kebutuhan kursinya. Yang membuat saya salut, personel bus mendata satu persatu dengan telaten. Di sepanjang perjalanan, disetel musik yang cukup menghibur. Lumayan banget, Â bisa mengusir penat dan rasa bosan di perjalanan. Layar tv di atas supir bus, menayangkan lagu karaoke yang sangat akrab. Saya bisa ikut bernyanyi, meski tidak hapal liriknya.
Bus saya melewati jalur utara, di H- 3 lebaran lalu lintas relatif tidak macet. Saya perhatikan, lumayan jarang berpapasan kendaraan lain. Dan sekitar jam setengah empat sore, bus berhenti untuk istirahat dan sholat ashar.
Beberapa penumpang tampak membuka bekal, tanpa segan makan meski masih Ramadan. Sebagai musafir, memang diperbolehkan membatalkan puasa. Namun kalaupun meneruskan puasa, hal demikian lebih baik. Aroma makanan menyeruak di dalam bus, bau rendang, keripik kentang, tempe bacem, snack anak-anak menyengat hidung. Â Penumpang dewasa, bapka, ibu dengan santainya makan, anak-anak apalagi. Â
Sekira setengah jam istirahat, busa meneruskan perjalanan dan berhenti saat jam berbuka tiba di daerah Cirebon. Saya membeli nasi pecel lele, menu kesukaan anak lanang yang mulai rajin puasa kala itu. Untuk sholat lima waktu, kami kerjakan di sepanjang perjalanan sembari duduk.
Perjalanan mudik lumayan lancar, tapi waktu tempuh ngaret karena supir kerap istirahat. Kami peserta mudik gratis, tidak mempermasalahkan hal ini. Sekalian melepas penat dan capek, setelah berlama-lama duduk di dalam bus.
Bus berhenti lagi jam tiga dini hari, untuk sahur di daerah Kendal Jawa tengah. O'ya, hari itu masuk Ramadan hari ke duapuluh delapan. Dan Bus masuk ke terminal Solo, sekitar jam 7.30. Terminal Solo adalah tujuan terakhir, kami peserta mudik turun melanjutkan perjalanan masing-masing.
Catatan Pengalaman Mudik Gratis yang Difasiliasi Kompasiana
Pengadaan bus mudik gratis rasanya patut diapresiasi, guna membantu masyarakat pulang kampung tanpa memikirkan ongkos. Rasa bahagia jelas terpancar, dana musik sudah ada yang mengatasi.
Namun ada catatan musti diperhatikan, adalah saat teknis pelaksanaan. Panitia musti dipastikan, membantu peserta dengan informasi akurat. Sehingga peserta awam tidak kesal, dimanfaatkan oknum untuk membuat bingung peserta mudik.