"Aku nikah tahun 2021 Gratis karena di KUA doang terus foto belakangnya pohon pisang HAHAHAHA" @odongpejjj
Belakangan riuh menjadi bahasan di Twitter, soal menikah gratis di KUA. Saya menelusuri melalui keyword 'KUA', mendapati bahasan panjang soal ini. Tidak sedikit akun, menyetujui langkah ini. Beberapa akun mengaku, menjadi tim menikah di KUA, dan membagikan moment bahagia itu.
Mereka yang sudah mempraktikkan (menikah di KUA), merasa sangat simpel dan praktis. Yang penting adalah terpenuhi rukun dan syarat syah menikah. Selebihnya -- prosesi akad diakui -- gratis. Seperti salah satu cuitan, yang saya cuplik ada di awal tulisan.
Kalau saya runut, akun twitter (tim nikah KUA) mula-mula meng- quote twit. Yaitu ada akun lain membuat thread, menceritakan detil persiapan pernikahan saudaranya. Dari survey dan memilih venue, kemudian dipaketkan catering. Memilih penata rias, designer gaun pengantin, souvenir, undangan elektronik, fotografer, dan printilan lainnya.
Di thread tersebut diceritakan, persiapan dengan menyesuaikan budget memang butuh strategi dan pemikiran. Bagian mana yang bisa ditekan harganya, bagian mana yang ditiadakan, atau bagian yang bisa dikerjakan sendiri---agar tak usah membayar tenaga profesional---atau bagian mana yang bisa disubsitusi.
Masih dari akun pembuat thread, menyampaikan, bahwa semua persiapan menikah dengan 400 tamu, akhirnya ketemu di angka 86 juta. Jujurly, saya sangat menikmati cuitan bersambung dengan gaya bercerita tersebut. Menurut saya sangat kreatif, dan hasilnya cukup unik dan kekinian.
Meski tidak ikut me-reply, saya turut membaca beberapa reply-an yang tersemat. Ada diantaranya yang mengamini, betapa uniknya konsep pernikahan diceritakan. Apalagi disertakan foto-foto, mulai dari venue, dekorasi, foto prewed (yang dibuat animasi), hasil make up. Sehingga mengundang perhatian, dan komentar semisal.
Sampai ada satu quote tweet, yang (seolah terkesan) membuyarkan thread twit tersebut .Â
Memang sih pro kontra sah-sah saja, tapi sebaiknya memilih waktu dan tempat yang pas. Hingga sikap saya terwakilkan, dari satu twit cukup bijak. Sehingga bisa menengahi, dua pemahaman berbeda pandangan.
"Mau nikah di KUA doang, mau resepsi sederhana, mau nikah resepsi mewah. Ya, nggak apa-apa. Definisi bahagia tiap orang beda-beda. Latar belakang keluarga juga beda-beda. Yang jadi masalah ketika kita ngeributin pilihan orang lain, padahal mereka nyaman dan bahagia dengan itu.-- @dsuperboy"
Praktis dan Eknomis dengan Menikah Gratis di KUA
Sebagai penganten lawas -- insyaAllah menuju 20 tahun--, saya memilih tidak pro pun kontra soal teknis menikah. Sepemikiran dengan twit akun yang menengahi, bahwa semua pilihan kembali pada pelakunya. Saya menambahi sedikit, dan menekankan untuk tidak memaksakan diri melebih kemampuan.
Memilih menikah di KUA yang tidak berbayar, menurut saya juga unik. Bisa menjadi solusi, terutama bagi yang sedang terkendala dalam soal financial. Karena niat menikah adalah mulia, sebaiknya tidak mempersulit diri. Meskipun untuk pilihan tersebut, sebaiknya dibicarakan dengan pasangan dan keluarga, disepakati bersama oleh pihak yang terkait.
Menikah bukan prosesi sembarangan, menikah adalah prosesi sakral mengemban tanggung jawab dunia akhirat. Esensi menikah ada di syarat dan rukunnya, selama hal itu terpenuhi, selesailah. Sedangkan soal teknis (perayaan pernikahan), sebenarnya hanyalah tambahan.
Setelah ijab kabul, pasangan penganten dinyatakan sah sebagai suami istri. Entah ijabnya di KUA entah di masjid, entah di gedung mewah, semua tujuannya satu (yaitu sah). Sedangkan perayaan setelahnya, tidak wajib dan sebaiknya menyesuaikan kemampuan.
Karena tantangan sesungguhnya, adalah kehidupan setelah pernikahan. Dinamika di kehidupan rumah tangga, justru menjadi PR besar sepanjang kehidupan berjalan. Bagiamana suami istri, saling menghargai dan menjaga kesetiaan. Pasangan suami istri, beriring gandeng tangan dalam suka dan duka.
Pun setelah dianugerahi keturunan, tanggung jawab lebih besar kan diemban. Proses pembelajaran itu tak henti, seiring pertumbuhan usia anak-anak. Setiap tahapan usia anak, membutuhkan ilmunya agar orangtua bisa mengatasi. Dan ketangguhan itu, tidak ada kaitan dengan teknis ijab dan atau perayaan pernikahan. Tidak terpengaruh sama sekali, dengan besar kecilnya biasa dikeluarkan saat menikah.
Menikah gratis di KUA, sangat bisa menjadi pilihan dan solusi bagi yang menginginkan. Guna melancarkan niat mulia menikah, meski sedang dalam kesempitan. Pun menikah dengan persiapan dan perayaan khusus, tidak bisa disalahkan. Semua sah-sah saja, tidak bisa saling dipertentangkan.
Karena yang lebih utama dari itu semua, setelah ijab dan sah sebagai suami istri. Adalah menyatukan langkah, di sepanjang kehidupan berumah tangga. Adalah meraih sakinah, bertahan bersetia hingga maut memisahkan. wallahu'alam bishowab- semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H