Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mari Bersikap Adil Soal Sudut Pandang Menikah

13 Desember 2022   11:38 Diperbarui: 13 Desember 2022   11:55 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tangkapan layar- dokpri
tangkapan layar- dokpri

Soal pro kontra menikah, sebenarnya bukan hari ini saja terjadi. Jaman saya bujangan, dan gelisah mencari calon istri, ada teman seumuran yang (terkesan) santai dengan kesendirian. Kemudian ada kenalan yang (seolah) putus asa, sembari mengucap "nggak nikah nggak pathe'en (boso jowo)"

Sungguh saya memaklumi hal ini, dan menghormati pilihan setiap orang. Selain menikah atau tidak adalah soal pilihan, juga ada alasan dibalik keputusan itu. Meski demikian bukan berarti, saya berhenti menyuarakan atau mengajak orang menikah. Pada orang tertentu dengan menyarankan secara langsung, atau melalui artikel seperti ini.

Ada yang membuat saya miris, pada sikap orang yang kontra menikah. Membela diri atas keputusannya (tidak menikah), dengan mengambil hal-hal tidak mengenakkan dari menikah. Yaitu mengangkat KDRT-nya, mebahas soal selingkuhnya, melihat dari cek coknya, dan seterusnya dan seterusnya.

Padahal kalau mau berimbang, banyak hal baik dari pernikahan. Yaitu melatih tanggung jawab laki-laki, bekerja keras menafkahi keluarga. Mengajari pengorbanan suami istri, tentang bersama belajar kesetiaan, dan hal positif yang lain.

Dari cuitan di twitter dan DM instastory, cukuplah menjadi contoh dua sudut pandang pernikahan. Saya bisa melihat yang pro atau yang kontra menikah. Manusia dibekali akal pekerti, silakan memilih jalan sesuai jalan pikiran masing-masing.

Kecuali ada kasus khusus, orang sudah berusia matang dan belum menemukan belahan jiwa. Selama di dirinya masih memendam harapan menikah, tentu hal ini jauh lebih baik. Karena setiap orang, menempuh jalan takdirnya sendiri-sendiri.

-----

Beberapa bulan lalu, tiga hari saya berkegiatan di luar kota dengan begitu padanya. Pada hari keempat pulang ke rumah, disambut pekerjaan lain yang menanti. Belum lagi menunaikan janji, jalan-jalan bareng istri dan anak-anak.

Di usia menuju setengah abad, badan saya seperti dikuras tenaganya. Saya baru menyadari, nyaris sepekan tubuh terforsir. Beberapa hari setelahnya drop, badan sangat berat untuk bangkit bahkan sekadar ke kamar mandi.

Sekitar tiga hari benar-benar bedrest, tidak mandi, wudhu dengan tayamum, sholat dengan berbaring tidur. Saya memaksakan diri ke kamar mandi, hanya kalau ada hajat BAK atau BAB. Itupun sambil meringkuk di sudut kamar mandi, sakit kondisi kepayahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun