Kompasianer's, tahun 2020 dan 2021 telah kita lalui bersama. Saya yakin, setiap kita memiliki kesan tersendiri di dua tahun tersebut. Dua tahun yang penuh tantangan, saat itu dunia diguncang dengan virus covid 19.
Seketika smua sektor kehidupan terdampak, yang paling vital adalah sektor kesehatan dan ekonomi. Semua kegiatan tatap muka berkurang drastis, digantikan pertemuan secara daring. Yang bekerja kantoran, dialihkan bekerja dari rumah.
Aneka kegiatan offline, mendadak diubah menjadi zoom, live streaming, yang diakses secara online. Pun Kompasianival. Â Ajang kopdar akbar tahunan, ditunggu-tunggu Kompasianer's di manapun berada.
Kompasianival 2020 dan 2021, terpaksa diikuti Kompasianer's melalui layar laptop atau handphone. Esensi kebersamaan memang ada, tetapi tetap saja terasa ada yang kurang. Ibarat sayur kurang garam.
-------
Terekam jelas di benak, tantangan luar biasa di masa pandemi. Â Pemutusan hubungan kerja masal terjadi di mana-mana, membuat angka pengangguran meningkat. Perusahaan besar dan ternama gulung tikar, lahan menjemput rejeki terasa menyempit.
Sementara virus covid merajalela, rumah sakit penuh sampai tak sanggup menampung pasien. Nama-nama yang dikenal dengan baik, dikabarkan jatuh sakit dan dirawat inap. Saya merasakan sendiri kesedihan itu, merawat kerabat terbaring lemah.
Kabar semakin memilukan, sebagian nama berpulang meninggalkan alam fana. Bunyi sirine ambulan terdengar di mana-mana, liang lahat masal dibuat di areal pemakanan. Circle semakin mendekat, kabar duka terdengar dari tetangga, saudara, atau orang dikasihi.
Kesedihan tak pandang kasta dan usia, tua muda besar kecil bisa mengalami. Terjadi tidak hanya di kota besar atau menengah, bahkan pelosok kampung mengalami hal serupa. Keluarga di kampung bertukar kabar, tetangga baik kami meninggal dunia. Â
Atas kondisi tersebut, maka Kompasianival 2020 dan 2021 digelar berbeda. Tak ada panggung megah, booth komunitas dan booth sponsor. Tak ada riuh di WA group koordinasi, berisi janjian Kompasianer. Yang biasanya janjian ketemuan di terminal, stasiun atau Bandara. Kemudian menuju lokasi Kompasianival.
Semua berubah menjadi link zoom dan atau link live streaming, dibagikan untuk diklik di jam disepakati. Saya beberapa kali kelewatan mengakses, sehingga tak bisa menyimak acara. Beberapa narsum saya ke-skip, karena keperluan ini dan itu bareng istri atau anak.
Sesi awarding biasanya saya nantikan, kini terlewatkan di bagian awal. Pikir saya, toh bisa melihat hasilnya nanti. Melalui pengumuman admin Kompasiana, atau artikel dari Kompasianer's.
Dua Kompasianival  Digelar OnlineÂ
Ya, dua kali gelaran Kompasianival digelar online. Yaitu Kompasianival tahun 2020 dan 2021. Kami Kompasianer's, merayakan kebersamaan secara daring. Tahun 2020 mengantarkan Dewi Puspa, sebagai Kompasianer of The Years. Sementara untuk tahun 2021, mencatatkan Nama Gaganawati sebagai Kompasianer of The Year.
Dua nama ini, saya mengenal dengan baik. Kak Depus begitu biasa saya menyapa, pernah bersama menggawangi Komunitas KOMiK. Sekitar tiga tahunan, bekerjasama di Komunitas pecinta film. Mbak Gaganawati, punggawa Komunitas Traveler Kompasiana (Koteka). Saya pernah bertemu darat, ketika pulang ke Indonesia---Beliau tinggal di German. Kepada keduanya saya menaruh hormat, salut dengan konsistensi menulis di Kompasiana.
Dan Kompasianival 2022 rencana diadakan secara offline, dijadwalkan tanggal 3 Desember 2022, di Bentara Budaya Jakarta (BBJ). Saya tak sabar, ingin kumpul, ngobrol, kopi darat dengan Kompasianer's. Hari belakangan, mulai janjian dengan beberapa teman Kompasianer's.
Ingin saya menebus kebersamaan tertangguhkan, pada gelaran Kompasianival dua tahun terakhir. Semoga kita semua sehat, dimudahkan langkah dan rejeki. Bisa merayakan ajang kopi darat, di Kompasianival 2022.
Sampai jumpa Kompasianer's.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H