"Upaya peningkatan ekspor produk-produk halal Indonesia ke mancanegara sebagai bagian dari upaya mewujudkan Indonesia menjadi Pusat Produsen Produk Halal Tahun 2024," papar Putu Rahwidhiyasa.
Indonesia telah mempunyai Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024. Melalui empat strategi utama, yaitu ;
- Penguatan rantai nilai halal yang terdiri dari industri makanan dan minuman halal, industri pariwisata halal, industri fesyen muslim, industri media dan rekreasi halal, industri farmasi dan kosmetik halal serta industri energi terbarukan.
- Penguatan sektor keuangan syariah
- Penguatan usaha mikro, kecil dan menengah,
- Pemanfaatan dan penguatan ekonomi digital.
Ada grand launching Export Academy, adalah sebuah ekosistem pengembangan SDM ekspor, digagas KPMI bekerja sama dengan Nudira Learning Center, Aspenku.com dan Hibbu Creative House. Pelaku usaha mendapatkan mentoring teknis praktis ekspor (online/ offline), sekaligus praktek memahami kebutuhan pasar ekspor, dengan memasarkan produk melalui Aspenku.com.
Di Export Academy, pelaku UKM akan mendapat layanan pembiayaan ekspor dari mitra-mitra strategis. Yaitu lembaga pembiayaan seperti Shafiq, Hijra Bank dan LBS-Urun Dana. Mendapatkan prioritas mengikuti misi dan pameran dagang ke berbagai negara, misalnya ke Singapura dan Malaysia pada awal September.
------
Saya yakin, banyak diantara Kompasianer mengirimkan buah hati mondok. Ya, dunia santri dan Pesantren sudah mengakar di bumi pertiwi. Muslim Life Fes, mencanangkan pengembangan ekosistem pertanian berteknologi di pesantren-pesantren binaan Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (DEKS BI).
DEKS-BI didukung Lembaga Pengabdian pada Masyarakat IPB University (Institut Pertanian Bogor-IPB), memberi pembinaan dan pendampingan 10 pesantren di Jawa Barat. Menaman tanaman hortikultura cabai menerapkan teknologi smart-farming. Â Dari pemanfaatan teknologi terbukti, di 10 greenhouse seluas total 10.000 m2, mampu menghasilkan sekitar 40 ton dalam satu bulan.
Arief Hartawan, Kepala DEKS-BI, menyampaikan, dengan mengembangkan pertanian teknologi, pesantren-pesantren dapat berproduksi sepanjang tahun tanpa tergantung cuaca. Dengan demikian suplai hasil produksi mendukung permintaan pasar, paling tidak memenuhi kebutuhan domestik.
Siapa nyana, produk pesantren binaan DEKS-BI, berhasil lolos QC masuk pasar Jepang dengan tingkat residu pestisida sangat rendah hanya 0,01 ppm (parts per million).
"Kami optimis bahwa inovasi program ini dapat direplikasi ke pesantren-pesantren lain, mendorong pesantren menjadi lokomotif untuk adopsi teknologi dan mengoptimalkan sumber-sumber daya ekonomi potensial untuk mendukung ketahanan pangan nasional termasuk pemulihan ekonomi nasional" ujar Arief.
---