Masa pandemi yang baru lalu, tentu membawa hikmah bagi setiap orang. Saya sendiri turut merasakan, bagaimana tantangan menjemput rejeki.Â
Tempat yang biasa memberi pekerjaan, juga sepi order dari client. Beberapa diantaranya terpaksa gulung tikar, tak kuasa menalangi biaya operasional.
Keluarga kecil saya, dengan terpaksa mengandalkan tabungan yang ada. Deposito dicairkan, untuk nalangi biaya sekolah anak-anak. Kami makan seadanya, dibarengi usaha lain sebisanya. Istri menjadi reseller aneka makanan, lumayan untuk mempertahankan dapur ngebul.
Setelah dua tahun berlalu, angka terdampak pandemi mulai mereda. Di sana sini mulai akrab kata healing, konon sebagian mengonotasikan pelesir.Â
Tak ayal tersebar di medsos, dipasang foto liburan baik ke dalam atau luar negeri. Ke tempat-tempat landmark, sembari bersantap menu kesukaan.
Namun tak semua orang, lekas pulih dari keterpurukan dampak pandemi. Banyak diantara kita, masih terseok dan merangkak. Masih banyak diantara kita, masih menata perekonomian diri dan keluarga.
Nah, saya terbetik ide healing tipis ekonomis. Untuk yang kantongnya pas-pasan, tapi jenuh dan sumpek dengan keadaan. Healing ala-ala, semoga bisa menjadi referensi kompasianer semua. Simak di video reels berikut ya.