Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penyebab Daging Kambing Alot atau Prengus Saat Diolah

10 Juli 2022   10:47 Diperbarui: 10 Juli 2022   11:32 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasianer, hari ini umat muslim merayakan hari Raya Idul Adha. Hari besar, yang mengingatkan pada kisah Nabi Ibrahim dan sang putra Nabi Ismail. Kita semua menyambut dengan suka cita, berusaha mengamalkan teladan nabi junjungan.

Di tempat saya tinggal, dari semalam suntuk hingga pagi takbir bergema memenuhi udara. Anak-anak di mushola, bergantian menabuh bedug dengan penuh semangat. Dan sya lihat di medsos, ada yang takbir keliling. Duh, saya jadi kangen masa kecil.

Pagi ini, umat muslim berbodong menunaikan sholat ied. Dan siangnya, di banyak tempat di sekitaar masjid dilakukan penyembelihan hewan kurban. Biasanya, aneka drama ada di sesi ini---hehehe. Dan siap-siap saja nih, bisa jadi mendapat jatah pembagian daging.

Pengalaman saya, memilih dan atau mengolah daging susah-susah gampang. Apalagi yang awam seperti saya, tak jarang mendapat daging prengus. Kemudian setelah diolah, masih ada bau kambing dan tidak enak dikonsumsi.

-----

Saya punya kenalan, pengelola peternakan domba di daerah Pandeglang. Kenalan ini lumayan paham dari A to Z, soal bagaimana mengurus hewan ternak. Konon musabab daging prengus, adalah salah urus hewan saat di peternakan atau saat dijual atau di lokasi penyembelihan.

Alasan daging hewan berpotensi prengus, karena kambing atau domba tersebut stress. Baik stres saat diangkut atau selama ke lokasi penjualan.

Stress saat diangkut menuju penjualan, misalnya hewan diperlakukan kasar (diseret, dipukul supaya mau jalan). Kemudian selama di perjalanan, di truk pengangkut dibuatkan kandang sempit sehingga susah bergerak, dan minim sirkulasi udara.

Sesampai lokasi penjualan, hewan dijual di pinggir jalan yang suasananya bising. Malam hari banyak nyamuk, sehingga hewan ternak sangat tidak nyaman. Hewan yang stres otot-ototnya tegang, saat disembelih darah yang mengucur tidak maksimal.

Selain saat mengangkut dan di tempat penjualannya, masih ada lagi penyebab kambing stres. Yaitu di lokasi penyembelihan, jagal mengasah pisau dan dilihat si kambing atau domba. Layaknya kita manusia, hewanpun bisa nervous tahu dirinya akan disembelih.

Dan syariat mengajarkan, sangat dianjurkan menyembelih hewan kurban dengan sekali tebas. Agar darahnya mengucur maksimal, sehingga daging tidak alot dan tidak ada bau prengus.

Penyebab Daging Kambing Prengus Saat Diolah

Dokpri
Dokpri

 "Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan(kurban), supaya merea menyebut nama Allah terhadap binatang ternah yang telah direzekikan Allah kepada mereka" QS. Al Haj ; 34

Kompasianer, kalau pengin aman dengan hewan kurban. Sebaiknya menyiapkan dari jauh hari, bisa survey langsung ke peternak-nya. Kita mencari bisa mencari, peternak di daerah Sukabumi, Cianjur, Cilegon, dan daerah lainnya. Mencari peternakan yang lokasinya memiliki udara segar, dan air jernih.

Berkurban adalah ibadah, kita musti memilih hewan kurban yang memenuhi syariat ditentukan agama. Agar daging yang dibagikan, daging yang bagus dan tentunya bebas dari prengus.

Kompasianer's, syarat syah hewan kurban, yaitu, Bahimatul an'am (binatang tenak) unta, sapi, kambing dan domba ; Kepemilikan (milik pekurban) ; Kondisi fisik dan kesehatan hewan ; Usia ; Kurban urunan/patungan.

Diantara syarat tersebut, saya pengin membahas soal kesehatan kambing dan usia. Syarat lain termasuk teknis, bisa ditanyakan ke peternakan.

Soal hewan yang sehat, bisa dilihat dari tampilan badan yang gemuk, tidak tampak luka. Kambing dipeternakan rutin dimandikan, sehingga bersih dan bebas kutu. Peternak biasanya sangat paham, standart hewan yang dijual untuk kurban.

Kemudian dari sisi usia, bahwa hewan kurban harus genap 1 tahun atau masuk tahun kedua. Kita bisa menandai, dari tanggalnya gigi susu (bagian depan samping). Persis seperti anak-anak, gigi susu akan tanggal seiring bertambahnya usia.

Saya yakin kalau kompasianer jeli, lumayan simpel untuk menemukenali hewan kurban yang dagingnya tidak alot dan bebas prengus. Sehingga kita bisa berkurban, dengan hewan terbaik dan sesuai syariat.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun