Sungguh, Islam agama rahmatan lil alamin (rahmat bagi alam). Kita sebagai pemeluknya, musti terus belajar dan mengilmui. Agar setiap tindakan, me-representasi-kan (mesi setitik) wajah islam yang sebegitu agung. Ramadan al karim, bulan yang menghadirkan keberkahan tak terhingga. Ruang-ruang ilmu dibukakan, menjawab dahaga para pencari ilmu. Teknologi sangat memungkinkan, kita meraup ilmu secara online.
Kajian Ustad Fitrian Kadir Lc, beberapa waktu lalu ( jelang sepuluh hari terakhir Ramadan) sangat berkesan. Konon ada empat riwayat amalan, dilakukan untuk menyambut malam lailatul qadar. Yaitu qiyamul (sholat), berdoa, membaca Quran, dan sedekah. Soal sedekah, termasuk infaq, wakaf, zakat di dalamnya.  Ternyata memiliki cakupan yang sangat luas. Dan hukum sedekah tidak saklek, sedekah bisa menjadi wajib, bisa sunnah, makruh, bahkan diharamkan.
Wajib ; Seorang suami bekerja menafkahi keluarga, esensinya adalah bersedekah. Dan sedekah di bagian ini hukumnya wajib. Â Kalau saya renungi, melalui sedekah Islam menuntun pemeluknya melakukan hal yang berdampak sustainability. Bahwa kepala keluarga dengan amanah menafkahi, jerih payahnya disejajarkan dengan sedekah.Â
Si ayah yang bekerja, otomatis terangkat martabat (sebagai kepala keluarga dihormati istri dan anak-anak). Tak mengherankan, banyak anak sayang ayahnya dan mengurus saat usia lanjut -- dampak jerih payah ayah semasa muda. Pengabaian fungsi menafkahi (tanpa ada uzur yang syari), dampaknya fatal yaitu jatuh harga diri ayah sebagai pemimpin.
Hukum sedekah menjadi sunnah ; yaitu pada situasi tertentu, membuat kita dianjurkan untuk bersedekah. Misalnya ketika kita membawa makanan, melihat orang yang lapar. Meski orang tersebut tidak minta, di situasi tersebut dianjurkan bersedekah. Namanya juga dianjurkan, tidak diharuskan tetapi ada keutamaan (atau benefit) didapat bagi yang menjalankan.
Oang yang gemar sedekah, ditataran sunah akan bertumbuh sikap empati kepada sesama. Secara tidak langsung, manusia terlatih mengalahkan ego. Bahwa kita musti rela berbagi, kepada orang lain yang membutuhkan.
Makruhnya sedekah; Ketika kita berada dalam situasi tidak mendesak, misalnya kita memiliki makanan jenis A. Orang lain punya makanan jenis B, tetapi kita ingin mensedekahi. Meski hukumnya makruh, (lagi-lagi) ada value didapatkan pelakunya. Yaitu melatih sikap dermawan.
Sedekah hukumnya Haram ; Apabila barang yang disedekahkan, diperoleh dengan cara yang tidak diridhoi Allah SWT. Misal barang hasil mencuri, menipu, korupsi, dan lain sebagainya. Islam mengajarkan, bahwa setiap hal baik proses ditempuh musti dengan cara yang baik.
Selain meninjau soal hukum, kebaikan bernama sedekah ini sangatlah unik. Terdapat banyak riwayat para sahabat, yang bisa menjadi ibroh bagi kita umat akhir jaman. Maka setelah kita mengilmui hukum sedekah, level keilmuan soal sedekah musti ditingkatkan.
Sehingga sedekah orang beriman, memiliki bobot atau nilai keutamaan. Sehingga sedekah orang beriman, memiliki semangat dan esensi keilahian.
Mengilmui Sedekah guna Meraih Keutamaannya
Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu baik dan jika kamu menyembunyikannya dan memberianya kepada orang-orang fakir itu lebih baik bagimu dan Allah akan mengahapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.
Al Baqarah 271.
Suatu hari Rasulullah pernah ditanya seorang Sahabat, ya Rasulullah bagaimana dengan seseorang yang melakukan sebuah amal kebaikan (sedekah), kemudian dipuji oleh masyarakatnya. Rasulullah menyampaikan, itu adalah kabar gembira bagi orang yang beriman yang dipercepat oleh Allah SWT.
Artinya sebenarnya dia berhak mendapat pahala di akhirat, tetapi di dunia oleh Alloh sudah diberikan kabar gembira dengan dipuji masyarakat.
Era medsos saat ini, membuka peluang memublikasikan sedekah kita. Dengan banyak alasan dibaliknya, misalnya dana bersedekah dari donatur dan medsos sebagai cara melaporkan. Di satu sisi hal ini menjadi tantangan, untuk pelakunya menjaga hati agar hanya rasa ikhlas yang menggerakan (bukan pujian).
Kanjeng Nabi SAW bersabda, sedekah yang paling utama adalah sedekah yang dirahasiakan. Kita orang yang beriman, selain sedekah yang (terpaksa) dipublikasikan, musti memiliki amalan disembunyikan. Agar hanya diri sendiri dan Allah SWT yang mengetahui. Soal sedekah yang dirahasiakan, pernah dilakukan seorang ulama bernama Ali Zainal Abidin dan satu lagi sahabat yang ahli ilmu bernama Abdullah bin Mubarok.
Ali Zainal Abidin memiliki sifat kedermawanan luar biasa, beliau bersedekah gandum bertahun-tahun. Konon di depan seratus rumah orang miskin di Madinah, ketika membuka pintu di pagi hari mendapati karung gandum. Apabila waktunya gandum sudah habis, di pagi berikutnya datang lagi karung gandum yang baru.
Kebiasaan yang tidak diketahui seorangpun. Ali memikul sendiri dan meletakan karung tersebut, ketika malam saat tuan rumah terlelap. Hingga terkuak pada bulan Muharam 95 H, Ali zainal Abidin wafat.
Masyarakat mendapati hal baru, sejak saat itu tidak ada kiriman gandum untuk masyarakat miskin Madinah. Dan satu bukti lagi, dari orang yang memandikan jenazah manusia dermawan ini. Bahwa di bagian pundak, ada bekas layaknya orang suka memikul (karung gandum). Padahal ulama besar ini, pekerjaannya bukan pengangkut barang.
Kisah tak kalah melegenda, dari Abdullah bin Mubarok, yang seluruh hidupnya digunakan untuk berjihad dan menuntut ilmu. Setiap kali Ali bin Mubarok hadir di Syam, selalu ada anak muda menemui untuk mendengarkan ilmu. Anak muda ini, selalu membantu Ali bin Mubarok selama di Syam.
Sampai suatu ketika di Syam, Abdullah tidak menjumpai pemuda yang biasanya. Karena dilanda penasaran maka dicari tahu, ternyata pemuda tersebut ditahan karena belum membayar utang sebsar seribu dirham. Maka ditemui si pemberi utang dan dilunasi, sembari dipesan (ke pemilik uang) tidak menceritakan ke siapapun tindakan ini (membayar utang), sepajang Abdullah bin Mubarok masih hidup.
Setelah anak muda dilepaskan menemui Abdullah, ketika ditanya ketidak hadirannya. Si pemuda menjawab, telah ditahan karena belum membayar utang sampai ada orang yang membayar. Tetapi tidak diketahui, siapa (orang) yang melakukan hal tersebut. Sampai Abdullah bin mubarak meninggal, barulah si pemuda mengetahui rahasia ini.
----
Keutamaan sedekah yang dirahasiakan, begitu luar biasa. Membawa pelakunya, termasuk satu dari tujuh kelompok yang mendapat naungan Alloh SWt di hari kiamat kelak. Penting bagi setiap kita, mempunyai amalan sedekah yang dirahasiakan.
Kompasianer's, sedekah adalah amalan sangat unik. Dari nafkahnya seorang suami, yang bernilai sedekah dan menjadikan wajibnya hukum sedekah. Hingga godaan (ingin dipuji, pamer, dsb) yang membersamai sedekah tersebut. Sangatlah penting kita mengilmui sedekah, agar bisa meraih keutamaan. Kita tidak hanya berhenti soal hukum saja, tetapi juga esensi sedekah itu sendiri.
Bahwa sedekahnya orang beriman, sedekah yang berada di level keutamaan. Sedekah, yang mengacu nilai keilahian.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H