Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menakar agar Tidak Boros dan Tidak Pelit bersama Ustadz Muda

8 April 2022   09:29 Diperbarui: 8 April 2022   09:35 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya, bahwa untuk menyelamatkan diri dari neraka, salah satunya dengan infaq atau sedekah. Infaq memiliki cakupan yang banyak, bisa memberi sedekah ke orang atau saudara. Termasuk nafkah suami kepada istri dan anak termasuk infaq, Rasulullah menyebut suami yang bekerja untuk mencari nafkah (yang halal) disetarakan sebagai jihad fisabililah.  Sampai bagian ini saya mengambil hikmah, bahwa ternyata infaq bisa dilakukan oleh siapapun.

dokpri
dokpri

Nah, soal takaran boros dan kikir sangat unik.

Bagian bahasan ini, sangat memberi pencerahan. Sebegitu sempurna syariat islam mengatur, bahkan semua aspek yang terkesan duniawi nyatanya termasuk ukhrowi. Yaitu segala bentuk pola konsumsi yang membawa kebaikan, hakikatnya baik dan akan menaikkan derajad manusia.

Konsumsi yang tidak boros (mengacu tafsir ibbadurahman) ada beberapa hal, yaitu melakukan pengeluaran dari harta sendiri bukan harta orang lain (harta umat, harta anak yatim) ; pengeluaran tidak untuk maksiat (meski sedikit) -- maksiat termasuk kategori berlebihan/ boros yang berpengaruh pada diri dan keluarga.

Sementara pelit/ menyempit, bisa diibaratkan pakaian kesempitan kalau dipakai pasti tidak nyaman. Semisal dengan orang mampu membeli makanan, tetapi dibelikan (keluarga) dengan perhitungan sangat. Istri dan anak anak adalah titipan Alloh SWT, ketika kita menyempitkan pengeluaran untuk mereka bisa menyebabkan Alloh tidak ridho.

Ibadurahman adalah orang adil, tidak boros dan tidak sempit tetapi proporsional atau sesuai kebutuhan. Adil yaitu berada dtengah tengah antara boros dan pelit.

Imam Al Qurtubi memberi definisi indah, bahwa barang siapa yang membelanjakan hartanya tidak dijalan Allh itu namanya Israf (berlebihan boros), yang menahan harta di jalan Alloh itu iqtar (kikir), yang menafkahkan harta dijalan Alloh namanya al qawam (adil/ dipertengahan ).

Alhamdulillah, Jumat pagi pertama di Ramadan 1443 H yang produktif dan mencerahkan. Mendapati curahan ilmu melalui Ustadz Fitrian Kadir Lc, melahirkan semangat menghadapi hidup dengan segala ujiannya.  

Ya, mendengar, menyimak, mentadaburi, kajian ustadz muda. Menumbuhkan keyakinan dalam diri, bahwa dari anak-anak muda luar biasa inilah, kelak agama Islam akan tegak dan berjaya.

Syukron ustadz panutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun