Seminggu belakangan gaduh di media sosial, membahas MotoGP Indonesia 2022 di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tidak hanya soal balapan dan atau pembalapnya saja, bahkan kejadian turunan tak luput menjadi perbincangan. Pro dan kontra terjadi, (lagi-lagi) dari dua kubu berseberangan.
Yang cukup riuh dibahas dan diperdebatkan, salah satunya soal hujan dan pawang. Aksi pawang menyedot perhatian dunia, dikomentari, dibahas dari berbagai sisi. Berkat aksinya, baru-baru ini ibu pawang diundang ke podcast terkenal -- jadinya rejeki juga kan.
Saya sendiri merasakan keseruan, dengan mengikuti laman medsos teman-teman yang berada di sirkuit Internasional. Mereka membagikan gegap gempita event Internasional, melalui aneka platfom media sosial.
Ada yang terjebak kemacetan, ada yang berpindah moda transportasi, ada yang dibela-belain jalan kaki, demi sampai ke lokasi tujuan. Setelah mendapat kursi di tribun, hujan deras terjadi.
Melihat kecepatan mereka membagikan foto dan video, seketika ada yang terbersit di benak. Saya ingat curhatan beberapa travel blogger, mengeluh di Lombok kurang ramah signal internet. Apalagi Lombok, yang daerah pelosok atau pedalaman.
Konon ada satu provider, menyediakan layanan wifi cepat bahkan sampai pelosok. Layanan tersebut tidak di Lombok saja, bahkan menjangkau sebagian besar daerah terpencil di Indonesia.
Ketika melihat teman ke Mandalika, nyaris tak terkendala membagikan kabar di berandanya. Bisa jadi jaringan internet digunakan, sama dengan jaringan (dipakai) teman travel blogger.
------
Kita semua sepakat, bahwa event MotoGP Indonesia 2022 menyedot perhatian dunia. Meski gelarannya selesai pekan lalu, tetapi euforianya terasa sampai sekarang.
Beberapa cuplikan video balapan, masih berseliweran di beranda medsos. Sementara di platfom medsos lain, dibagikan meme lucu menarik perhatian dan komentar. Â Sependek pengetahuan saya, setidaknya ada dua meme Marck Marquez yang ngetop dan berhasil menerbitkan senyum.
Adalah satu foto editan, Marquez hendak pulang ke negaranya, berpose dengan oleh-oleh dibungkus kardus. Layaknya warga lokal, kalau mudik identik dengan kardus mie instan. Satu foto editan lainnya tak kalah unik, Marquez sedang diurut tukang pijat patah tulang---hehehe.
Meme kedua adalah buntut kecelakaan highside sesi pemanasan MotoGP Indonesia 2022. Sampai tim dokter meminta sang pembalap, untuk istirahat dan mundur dari lomba.
Kalau mau berhitung, berapa ratus juta mata menyaksikan video dan foto tersebut. Kemudian mencari tahu, mengapa, di mana, dan ada apa dengan Marquez. Tak ayal, nama Mandalika, Lombok, dan tentunya Indonesia disebut dunia.
Euforia MotoGP Indonesia 2022 dan Mendunianya MandalikaÂ
Selain video balapan dan pembalapnya, ada video di luar sirkuit yang viral. Seorang ibu penjual kain khas Lombok, sedang sibuk menawarkan dagangan. Si ibu fasih berbahasa english, sedemikian bersemangat berjualan dengan logat Lombok kental.
Pembeli yang sebenarnya turis domestik, meladeni si penjual dengan bahasa english juga. Sengaja mengerjai ibu, membayar dengan kertas disulap menjadi uang seratus dan lima puluh ribuan asli.Â
Si ibu dalam keadaan setengah percaya, menerawang uang memastikan yang diterima bukan uang palsu.
Melihat dan mengikuti video ini, sungguh, saya merasa sangat terhibur. Video ini dibagikan berkali-kali, mendapat ribuan tanda like dan komentar. Entah berapa banyak orang telah menikmati WiFi cepat melalui konten tersebut. Jejaring transmisi internet membawa saya menikmati sajian konten hiburan yang menghibur
Tetapi ada yang membuat saya tergelitik, tentang keberlanjutan euforia Mandalika. Bagaimana penjualan produk kain si ibu, setelah event kelas dunia kelar diselenggarakan.Â
Namun, seketika itu ada rasa optimis bertumbuh. Mengingat nama Mandalika dan Lombok, telah tertanam di benak masyarakat dunia. Sangat mungkin, suatu saat mereka datang lagi, mengajak serta kerabat, saudara, teman, sahabat.Â
Bayangkan selama turis di Lombok, otomatis perputaran uang akan bertambah. Sehingga berpengaruh, kepada perputaran roda ekonomi masyarakat lokal. Apalagi sekarang eranya online shop, sepulangnya turis ke negara masing-masing masih bisa berbelanja.Â
Di Lombok telah tersedia IndiHome Internet Stabil , jual beli online menjadi lancar dan praktis. Jaman teknologi digital saat ini, aktivitas online nyaman menjadi kebutuhan.
Transaksi jual beli, tidak lagi terkendala ruang dan waktu. Pun belanja kain khas Lombok, tidak harus datang langsung ke pengrajin. Seiring mendunianya Mandalika, niscaya beriringan dengan meningkatnya kualitas hidup masyarakat sekitar.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H