Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Yakinlah Bahwa Ujian Hidup Akan Mendewasakan

2 Maret 2022   14:32 Diperbarui: 2 Maret 2022   14:37 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa pandemi belum sepenuhnya pergi, sementara virus varian baru kita semua hadapi. Kembali pergerakan dibatasi, nyaris semua pekerjaan online semakin diakrabi. Yang serba daring memang efektif, karena bahkan bisa dikerjakan cukup dari rumah.

Tetapi, (entahlah) rasanya begitu penuh tantangan. Tidak hanya yang bekerja, yang sekolahpun mengalami hal sama. Kita semua dituntut beradaptasi, agar bisa survive melewati masa berat ini.

Saya, mengisi waktu dengan menuntut ilmu. Mengejar jauhnya ketertinggalan, di usia yang sudah tidak muda lagi. Pengetahuan baru didapati, menyadarkan sedemikian banyak kesia-siaan dikerjakan. Upaya memperbaiki diri ini dilakukan, agar pikiran tetap waras dan nggenah. Di tengah gempuran dari kanan dan kiri, yang benar-benar menguji iman dan imun.

----

Beberapa waktu lalu, saya meet up dengan beberapa teman. Setelah sekian lama tak bersua fisik, hanya terhubung melalui medsos dan atau group chating. Wajah-wajah bahagia jelas terpancar, celetukan becanda terdengar seperti sebelum- sebelumnya.

Setelah selesai meet up, kami berpisah pulang ke rumah masing-masing. Beberapa ada yang naik public transportasi, kebetulan searah dengan saya. Akhirnya barengan, di sepanjang jalan kami mengisi waktu dengan aneka obrolan.

"Dua tahun ini, tambah berat ya mas" menghela nafas, "buat makan saja, susah"

Kalimat bernada getir itu terucap, beban berat itu terwakilkan dari intonasi dan penekanan kata. Saya tidak langsung menanggapi, memberi jeda untuk perasaan berbagi dan mengurai kesah. Dalam batin membenarkan, tetapi seberat apapun mesti tetap dihadapi.

Kita semua pasti sepakat, bahwa tantangan saat ini memang (terbilang) sulit. Banyak diantara kita, saudara, kerabat, teman kehilangan pekerjaan. Tidak sedikit orang yang kita kenal, terpapar virus dan bermasalah dengan kesehatan.

Maka kecuali tidak henti mengambil ibroh, rasanya tidak ada pilihan yang lebih tepat. Manusia dicipta sebagai makhluk mulia, dibekali akal pekerti yang luar biasa. Manusia dengan segala takdir kekhalifahan,  bisa mencari jalan keluar atas setiap permasalahan. Sudah dicontohkan generasi pendahulu, terbukti sanggup melewati tantangan di jamannya.

Tugas manusia masa kini, adalah menghadapi tantangan yang ada hari ini. Meninggalkan jejak- jejak kebaikan, yang kelak bisa ditiru atau dijadikan acuan generasi mendatang.

Bukankah "Manusia diuji tidak melebih kemampuannya", seperti termaktub di surat Al Baqoroh ayat 286.

Yakinlah Bahwa Ujian Hidup Akan Mendewasakan

Era teknologi sungguh dahsyat, membawa banyak kebaikan dan kemanfaatan bagi manusia. Satu diantaranya adalah keterhubungan, dengan kawan lama yang (bahkan) nyaris dilupa. Dipersuakan dengan saudara jauh, diperantarai oleh aplikasi yang lahir berkat kehadiran teknologi.

Medsos dan jaringan pribadi, benar-benar mendobrak ketidakmungkinan menjadi kenyataan. Sungguh saya tidak menyangka, bisa satu WA group dengan teman-teman SMA. Teman-teman semasa masih labil, semasa menjalani masa remaja menuju dewasa.

Kami bisa bertukar cerita, sekaligus bernostalgia dengan masa berseragam abu-abu. Membahas guru tertentu, yang dulu dianggap ngeselin dan ditakuti. Membincang kondisi sekolah, setelah puluhan tahun tidak kami kunjungi.

Betapa perjalanan dan pengalaman, sanggup mengubah banyak hal dari kami. Hal ini tampak dari cara menanggapi, cara berbincang, cara memilih kalimat, materi bercanda, celetukan, yang sangat jauh berbeda.

Kami satu kelas di SMA, sebagian besar sudah berkeluarga dengan anak beranjak dewasa. Beberapa teman perempuan, sudah mantu dan ada yang menunggu kelahiran cucu. Sekilas saya membayangkan, perjalanan panjang dilalui niscaya memengaruhi mengambil keputusan.

Dokpri
Dokpri

Termasuk di kondisi saat ini, ujian datang bertubi-tubi dan silih berganti. Dari kelangkaan minyak goreng, kenaikan harga sembako, membayar iuran bulanan, tak dipungkiri pasti menyita pikiran. Ditambah tanggung jawab, mengemban amanah mendidik dan menafkahi anak dan istri. Membekali anak dengan pendidikan terbaik, menyekolahkan dan memenuhi kebutuhan lain.

Semua memang terlihat berat, tetapi saya percaya tidak akan ada yang sia-sia. Selama kita bersungguh-sungguh berproses, menjalani setiap tahap dengan berusaha dan keberserahan. Masing-masing manusia diuji, sesuai dengan batas kesanggupan.

Yakinlah, bahwa ujian hidup akan mendewasakan. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun