Namun soal ketangguhan, niscaya akan menjadi balasan siapapun yang meniti sunatullah sebaik dia bisa. Yaitu berjuang sekuat tenaga, sampai batas upaya sebagai manusia. Dan tersungkur dalam sujud, tersedu, mengadu, menyadari kelemahan, menjadi tempat terbaik menumpahkan kesah.
Secara pribadi saya tidak kenal Denada, tetapi ingin mengucapkan terima kasih banyak. Saya bisa mengambil ibroh dari perjalanan hidup beliau, memantik saya menemukan energi untuk bangkit.
Teriring doa, semoga ibu Denada dianugerahi kekuatan dan limpahan kesabaran. Kemudian buah hati segera disehatkan oleh Alloh, pulih seperti sedia kala, kembali pulang ke tanah air, berkumpul bersama keluarga tercinta.
Ketangguhan Denada akankah menjadi ketangguhan kita?
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H