Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

#KPKGerebek Menyusuri Kuliner Cikini Sembari Mengulik Nostalgia

26 Desember 2021   20:55 Diperbarui: 28 Desember 2021   16:41 1256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

----

Akhir pekan banyak warung tutup, saya memutuskan masuk ke Warteg Rapih Jaya. Menu khas warung tegal tersaji komplit, konsumen bisa memilih sesuai selera. Saya memesan nasi putih, sayur bayam (atau sayur bening), kentang balado, dan telur asin. Sementara untuk minum, memilih teh tawar hangat.

Pandemi memberi dampak signifikan, warung yang biasanya ramai pengunjung di hari kerja, belakangan mendadak sepi. Pendapatannya menurun, akibat pemberlakuan WFH (work from home). 

Warteg yang telah berjualan sekitar 5 tahunan ini, terpaksa mengurangi porsi masak harian. Sang owner memiliki dua cabang (satu lagi di Bekasi), memberlakukan sistem subsidi silang agar warung tetap beroperasi.

Btw, dari sisi rasa untuk ukuran saya lumayan asin, terutama untuk kentang baladonya. Lebih-lebih setelah dimakan bareng telur asin, jadinya asin ketemu asin --salah saya juga sih. Untung ada sayur bayam di mangkok berbeda, rasa asin bisa ditutup dengan kuah berlimpah.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

"Pak, kenapa kok dipoto- poto?" tanya mbak penjaga.

"Saya dapat tugas untuk posting di sosmed," jawab saya

Kesibukan saya sembari makan, rupanya diperhatikan dan membuat si mbak warteg penasaran. Apalagi saya juga bertanya ini dan itu, yang mungkin tidak dilakukan oleh pembeli lain. Sebelum beranjak saya memfoto gorengan, yang dari tadi menahan diri tidak mengambil (sedang diet ceritanya).

Setelah makan berat, kembali kami menyusuri trotoar sembari hunting makanan kedua. Mas Bule berhenti di gerobak roti Tan Ek Tjoan, sebagai bekal camilan untuk nonton bola malam hari. Saya memilih membeli rujak buah, yang gerobaknya ngetem di depan warung Ampera.

Dari kotak plastik bening, tampak irisan mangga, jambu air, jambu crystal , dan nanas ditata rapi. Dibandrol diharga 15 ribu, lengkap dengan sambal rujak dan garam lembut. Selain rujak buah ada rujak bebek (huruf "e" dibaca seperti benalu), dari tampilannya saya kurang tertarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun