Pandemi datang di saat era digital tengah berlangsung, kita dituntut beradaptasi dengan kebiasaan baru. Anak-anak sekolah dari rumah, belajar dengan mengandalkan smartphone dan kuota.
Terutama bagi yang tinggal di kota cukup akrab dengan belanja online, bisa dilakukan dari rumah kemudian barang dikirim melalui jasa kurir.
Melalui toko online, kita bisa membeli segala rupa kebutuhan. Anak saya yang mbarep, suka belanja kaos, hoody, celana, dan barang sejenis kebutuhan anak seumurannya. Sementara adiknya, gemar membeli pernak- pernik anak cewek termasuk tas buat tentengan.
Saya dan istri tidak sering belanja online alias hanya sesekali, itupun kalau sedang ada harga promo barang sedang dibutuhkan. Dan akhir-akhir ini, kami sering mengechek harga minyak di toko online.
-----
Siapa tak girang saat ini, melihat minyak dijual di toko online dengan harga sangat menarik. Sekilas melihat gambar yang dipajang, adalah minyak merek terkenal ukuran dua literan.Â
Ada yang ditulis harganya 19 ribu, ada yang 20 ribu, dan angka menarik lainnya. Bahkan saya pernah mendapati, harganya jauh di bawah harga pasar.
Kali pertama saya terkecoh melihat penawaran ini, tanpa pikir panjang langsung memasukkan barang tersebut di keranjang. Tak hanya satu bungkus dibeli, saya langsung mengambil empat item. Untung istri mengechek, sebelum mengisi metode pembayaran kemudian check out.
Gambar yang dipajang (minyak ukuran dua liter), ternyata tidak sesuai dengan deskripsi barang yang diijual. Bahwa harga sangat miring yang tertera, adalah untuk minyak ukuran satu liter. Yang kalau dihitung ulang, harganya adalah harga normal alias sami mawon.
Ada lagi yang unik, minyak satu liter ( di toko online) dijual 14 ribu dengan ongkir 6 ribu. Karena ingin hemat ongkir, saya masukan 4 minyak dan berpindah ke fitur metode pembayaran.Â