Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menggali Potensi Mandalika NTB Melalui Konferensi Internasional

7 Desember 2021   05:43 Diperbarui: 7 Desember 2021   06:01 3455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mandalika dan sekitarnya, baru-baru ini menjadi pusat perhatian khalayak dunia. Pasalnya gelaran WSBK (World Superbike) 2021 di Mandalika International Street Circuit, sungguh menjadi magnet guna menarik antusias dunia internasional. Keberlanjutan menjadi poin penting, agar riuh gempita yang terjadi di Sirkuit Mandalika tidak berlangsung sesaat lalu menghilang.

Demi keberlangsungan tersebut, di awal bulan Desember 2021, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif /Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF) Republik Indonesia bekerja sama dengan Harian Kompas menyelenggarakan Konferensi Internasional Mandalika, "Infinity Experiences of Nature and Sport Tourism".

Saya berkesempatan hadir secara virtual, turut menyimak penjelasan narsum kredibel. Jujur saya sangat tercerahkan, betapa Kawasan Mandalika sebagai Destinasi Super Prioritas memiliki potensi yang besar.

Mewakili Gubernur Nusa Tenggara Barat, Drs. H. Lalu Gita Aryadi, M.Si., selaku Sekretaris Daerah NTB, menyampaikan bahwa NTB telah melewati tiga fase evolusi wisata, yaitu fase tradisional, fase pertumbuhan, dan fase perkembangan.

Mendengar pemaparan sangat menarik dari narsum, saya manggut-manggut mengamini dan memang demikian fakta yang terjadi.

Secara umum mungkin Kompasianer sepakat, Pulau Lombok di masa dulu menjadi daerah tujuan wisata sekaligus tempat berbulan madu. Beberapa pasangan pengantin baru, saya ketahui memesan ke tour travel paket wisata ke NTB setelah Bali.

Related dengan penjelasan Bapak Lalu, bahwa Lombok di fase tradisional pembangunan infrastruktur masih difokuskan untuk mendukung kegiatan liburan/bulan madu. Konsentrasinya saat itu adalah membangun Cottage atau Villa, kunjungan wisatawan masih bersifat temporal.

Efeknya adalah adanya high season di bulan Mei, Juni, Juli, Agustus, November, dan Desember, sisanya adalah Lombok low season wisatawan.

Memasuki fase pertumbuhan, NTB dihadirkan ikon baru dengan target kuantitatif yang diharapkan. NTB bukan sekadar tempat berlibur dan honeymoon, tetapi dijadikan sebagai MICE destination. MICE menjadi cara efektif meningkatkan jumlah kunjungan, guna mengisi saat low season berlangsung.

Bekerja sambil berwisata dijadikan konsep MICE destination, bersifat nasional maupun internasional. Seiring dengan itu, NTB di-branding sebagai Halal Destination di bawah kepemimpinan tokoh agama Tuan Guru Bajang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun