Sarung, nyaris tak terpisah dari hidup saya.
Dan baru-baru ini saya dibuat takjub, melihat sarung batik khas Kudus Al Hazmi.
Sarung dengan motif batik ini, kaya corak warna pilihan dengan sentuhan kearifan lokal.
Memakainya sungguh unik, sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri.
Sarung batik khas Kudus memang banyak diminati, karena variasi dan pesonanya.
Tersedia  batik tulis, hand print, cap, dan kombinasi, guna memenuhi selera.
-----
Memakai sarung bagi saya, bukan hal baru apalagi asing.
Sebagai seorang muslim, saya akrab dengan sarung sejak usia kanak-kanak.
Saya masih bisa mengingat dengan baik, sarung motif kotak-kotak warna hijau yang dibelikan ibu.
Sarung satu-satunya dipakai (nyaris) saban hari, memiliki aneka fungsi dan kegunaan.
Seperti umumnya anak-anak, selain untuk sholat tertantang berkreasi dengan sarung sesuai kebutuhan.
Mulai menyulap sarung sebagai selimut saat tidur, kemudian sebagai tempat bersembunyi di tempat yang gelap, bisa juga untuk menyamar menjadi ninja, atau dililit-lilit untuk senjata perang-perangan.
Kalau mau diteruskan tidak selesai-selesai, monggo dilanjutkan sendiri.
Seiring bertambah usia, fungsi sarung mulai kembali ke asalnya yaitu untuk sholat.
Sebagai ayah dua anak, saya sudah tidak terlalu tertarik berkreasi dengan sarung.
Meski sering membeli atau berganti-ganti, ada yang tidak berubah dari dulu sampai sekarang.
Sebagian besar motif sarung yang saya punyai, motifnya kotak-kotak, garis garis, atau itu-itu saja.
Yang membedakan hanya warna, agar bisa dipakai bergantian dan tidak lekas bosan.
Biasanya membeli di bulan Ramadan, dipakai untuk taraweh dan Idul Fitri lanjut silaturahmi.
Sampai akhirnya, saya dipertemukan dengan Sarung Batik Kudus Al Hazmi.
Yang memiliki tampilan anti maisntream, membuat pemakainya menemukan suasana dan pengalaman baru.
Tampil Percaya Diri dengan Sarung Batik Khas Kudus
Alhamdulillah, akhirnya saya berkesempatan memiliki sarung Al Hazmi.
Sarung dengan corak dan motif khas Kudus, sangat berbeda dengan sarung biasa saya miliki.
Ini menjadi kali pertama, saya mendapati dan memakai sarung dengan warna dasar merah marun.
Kemudian ditimpa motif batik kudus, warna yang dipakai untuk motif  coklat cenderung krem.
Nama motifnya adalah T Reborn Liris Red  berkolin, hasil dari bertanya ke mbah google, liris artinya emosional (tentang sajak, lagu, dsb) penuh perasaan.
Saya yang memakai sebenarnya penasaran, apa filosofi dibalik motif yang unik di sarung yang saya pakai.
Biarlah sementara saya simpan, berharap suatu saat bisa bertemu dengan ahlinya,
Yang jelas dengan memakai sarung Al Hazmi, selain bisa tampil beda juga menambah rasa percaya diri.
Saya memakai untuk ke masjid, mengingat saya sedang berusaha keras menegakan sholat berjamaah di awal waktu.
Bahan kain tak ubah dengan bahan kain batik umumnya, tetapi enak dan nyaman dipakai.
Cara mencuci tidak bisa sembarangan, tetapi juga tidak susah dan atau merepotkan.
Hal demikian dilakukan, agar bahan dan warna sarung tidak rusak.
Mencuci sarung Al Hazmi disarankan memakai shampo atau sabun khusus batik, untuk menghilangkan sisa pewarnaan tetapi tidak melunturkan warna.
Setelahnya menyiapkan pelembut pakaian (bukan pewangi), yang sudah dilarutkan dengan air sangat panas. Sarung direndam kurang lebih 15 menit.
Untuk menjemur juga ada tehniknya, cukup diangin-anginkan alias jangan terpapar sinar matahari secara langsung.
Hal ini guna menjaga warna agar tidak lekas pudar, sarung batik Kudus menjadi awet, harum, dan nyaman dipakai.
Eit's, masih ada corak dan motif lainnya lo.
Diantaranya Tohwatu sogan kayu, Tohwatu Navy, Sidomukti chocolatos, Â wahyu temurun, cendrawasih, dan masih banyak lainnya.
Teman-teman yang mulai penasaran, bisa kepoin akun instagram @alhazmiofficial ya.
Dapatkan sarung batik khas Kudus, untuk tampil lebih percaya diri.
Salam sehat selalu dan semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H