Menyoal proses persalian normal  (pervaginam) dan sesar,  rasanya sampai sekarang bisa diibaratkan dua kubu berseberangan.
Entahlah apa pemicunya, yang jelas saya mendengar beda pendapat berlangsung cukup lama.
Konon menurut (sebagian) ibu pro pervaginam, melahirkan sesar dianggap belum menjadi ibu seutuhnya.
Pendapat ini jelas disangkal, karena memutuskan melahirkan sesar tentu ada alasan kuat mendasari.
Saya sendiri dua kali mendampingi istri melahirkan (normal), tidak mempermasalahkan proses melahirkan dipilih.
Bagi saya melahirkan itu sendiri adalah perjuangan berat, tidak perlu diperdebatkan dan diperbandingkan prosesnya.
Yang utama adalah keselamatan ibu dan bayi.
So, please. Janganlah dibenturkan, karena melahirkan adalah fitrah di dalamnya terkandung nilai jihad seorang ibu.
Lebih mendalam tentang persalinan, saya sangat beruntung mendapatkan pengetahuan bermanfaat.
Saat mengikuti acara Bicara Gizi dengan tema "Tes Potensi Caesar dan Intervensi Tepat agar Anak Miliki Daya Tahan Tubuh Kuat" yang diselenggarakan oleh Danone Specialized Nutrition Indonesia.