Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepahit Apapun Hidup Bertahan dan Bergeraklah

7 Oktober 2021   07:44 Diperbarui: 7 Oktober 2021   07:46 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coba Kompasianer bayangkan.

Seandainya jalan hidup setiap orang, lurus alias lempeng- lempeng saja.

Tidak ada gejolak hidup yang dialami, tidak ada naik turun atau pasang surut keadaan, tiada mengenal jalan menanjak dan menikung, atau tak ada kata jatuh tersungkur.

Kemudian semua yang diingini semudah itu bisa diwujudkan, hanya dengan sekali ucap atau sekali menjentikkan jari.

Seandainya hidup tak ada setitik air mata berlinang, hanya tawa ria dan kemenangan.

Hari ke hari tak lebih dari perayaan kesukaan, hasil diperoleh tanpa mengerahkan tenaga barang sedikit.

Jika benar demikian kehidupan berlaku, jangan-jangan setiap orang akan menjadi pemalas.

Di dalam jiwa tidak tumbuh mental pejuang, sangat mungkin menjadi pribadi yang cenderung ringkih dan cengeng.

Sehingga besar kemungkinan, roda kehidupan berjalan menjadi kering dan sepi.

Niscaya hidup tidak menarik, apabila dikisahkan ulang dalam novel atau diangkat ke layar lebar.

Karena setiap orang bersikap legowo tanpa diminta, setiap orang lebih dulu mengalah tanpa dipersyaratkan, setiap orang rela dan direlakan tanpa diminta dan diharap.

Jujurly jika demikian, kemungkinan tak ada menariknya kehidupan yang berlangsung. Sangat membosankan kehidupan dan tidak ada tantangan.

------------

Tidak demikian sunatullah berlaku.

Sungguh, betapa Maha Sempurna Tuhan. Skenario kasih penciptaan yang Maha Dahsyat, betapa setiap detil kejadian begitu diperhitungkan.

Bahwa setiap kejadian, baik senang maupun susah, baik riang maupun nestapa, baik keuntungan atau kerugian.

Tak ada maksud lain diadakan, kecuali demi kebaikan manusia itu sendiri.

Manusia diciptakan sebagai makhluk mulia, dipercaya sebagai khalifah pemakmur semesta.

Keberaneka ragaman sifat dan karakter, membuat dunia menjadi riuh dan penuh warna.

Percikan konflik di kehidupan, sejatinya telah ada dan diadakan sejak manusia pertama diciptakan.

Kemudian turun temurun dari jaman ke jaman, membuat eksistensi dunia menjadi sedemikian rupa terjaga.   

Sepahit Apapun Hidup Bertahan dan Bergeraklah

Siapa manusia di muka bumi, menjamin hidupnya akan berjalan dengan baik-baik saja.

Bisa menjamin perjalanan hidupnya, tidak melewati kepahitan meski secuil.

Se-sultan apapun seseorang, pasti ada sisi kehidupan kelabu dialami dan dilewati.

Se-pangeran apapun seseorang, dijamin tidak lepas dari masalah dan atau air mata.

koleksi pribadi
koleksi pribadi

Dan masa pandemi ini dampaknya (menurut saya) kolektif, dialami oleh sebagian besar umat manusia di muka bumi.

Keterpurukan di sektor ekonomi dan kesehatan terjadi, benar-benar menguras emosi dan energi.

Kebanyakan diantara kita kelimpungan, menjemput rejeki demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kebanyakan kita berusaha tersenyum, meski di tubuhnya sedang meyandang luka dan duka.

--------

Nyaris dua tahun berlangsung pandemi, kita dihadapkan kepada situasi yang sangat tidak mudah.

Sebagian kita tertatih-tatih menyusuri hari ke hari, melanjutkan langkah merajut harap.

Kita berada di fase kesedihan masing-masing, yang hanya diri sendiri bisa meresapi hikmahnya.

Kita berada di titik duka masing-masing, yang hanya diri bisa menggali hikmah terkandung.

Memang masa ini berat dan menantang, dengan energi yang ada kita memaksimalkan stamina.

Tetapi nyatanya sampai detik ini, kita masih bisa bertahan berdiri, masih menghembuskan nafas dan waras.

Kesempatan melewati hari ke hari, menurut saya adalah bukti anugerah masih dikaruniakan-NYA.

Bahwa sejuta harap dan kemungkinan, masihlah bisa terjadi di hari-hari mendatang.

Maka sepahit apapun hidup bertahan dan bergeraklah.

Niscaya dari sikap bertahan dan bergerak, akan melahirkan hal-hal baru  tak dinyana.

Bahwa kodrat roda kehidupan adalah terus berputar, jadi mari kita juga bergerak.

Aksi yang sedang atau terus diupayakan, membuat perputaran itu terjadi, sehingga membalikan keadaan sedang dialami.

Sepahit apapun hidup bertahan dan bergeraklah.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun