Sungguh, lama-lama saya sangat tidak nyaman dengan situasi berjalan.
Perang dingin harus segera dihentikan, dan pihak  ayah yang musti memulai.
Saya minta pendapat dan pertimbangan ibunya anak-anak, agar keadaan bisa seperti semula.
Pendapat dikemukakan sangat masuk akal, adalah si ayah musti menurunkan ego.Â
Jangan memaksakan kehendak sendiri, apa yang dirasa baik oleh orangtua belum tentu baik dijalani anak.
Saya seperti diingatkan, tentang kejadian pernah saya lewati saat SMA.
Pilihan jurusan kuliah saya ambil, tidak mendapat dukungan ayah. Membuat saya tidak konsentrasi mengerjakan ujian.
Perselisihan yang dimulai dari perlombaan ego, endingnya adalah kegagalan.
Seketika saya disadarkan, dan tidak ingin memaksakan keputusan ayah dijalani anak.
Maka sejak hari itu, saya bertekad mencairkan keadaan yang membeku.