Nama camilan teng-teng (huruf e dibaca seperti kata "tenda"), saya akrabi sedari usia belia. Makanan ringan berbahan dasar kacang, diolah dipadukan dengan gula merah atau gula jawa atau gula aren.
Kadang ada rasa jahe yang menyertai --meski tipis--, ketika ingin makan teng-teng dengan sensasi berbeda.Â
Saya yang (dulu) penyuka manis gula jawa, lumayan hoby makan teng-teng. Apalagi manis gula aren/ gula jawa rasanya alami, berbeda dengan manisnya gula pabrikan.
Makannya dicuil sedikit sedikit, satu kacang demi satu kacang. Kalau ingin berlama-lama, biasanya kacang diemut satu persatu, setelah rasa manis habis baru dikunyah.
Kebetulan di kampung halaman, ada ibu tetangga yang membuat teng-teng untuk dijual.
Saya bisa membeli setiap kali pengin, dan harganya sangat akrab di kantong anak-anak.
Untuk membuat camilan ini cukup repot, selain makan waktu juga butuh ketelatenan.
Makanya ibu atau nenek saya, (sepengetahuan saya) tidak pernah membuat camilan ini.
Pun ketika lebaran, saat di meja tamu nenek menyediakan aneka camilan khas kampung.
Nama teng-teng selalu dilewatkan, karena yang suka makan kebanyakan anak-anak.