Begitu sampai pelataran apotek dituju, -- saking capeknya-- saya siap mendapat jawaban "kosong".
Itu baru urusan mencari obat, belum saat mengantar ke klinik dan antre. Belum mengurusi makan dan minum, ganti baju, minum obat dan seterusnya dan seterusnya.
Sudah semestinya, tak hanya yang sakit butuh diperhatikan. Yang menjaga (orang sakit) juga dtuntut memperhatikan diri sendiri.
--
Sadar bahwa keberadaan dibutuhkan, saya menjaga fisik agar tidak drop. Saban pagi membuat minuman jahe anget, meracik sendiri jahe alami bukan instan.
Menjaga jangan sampai perut kosong, sementara saya tak terlalu ketat seperti saat diet. Mengonsumsi suplemen dengan dosis yang dianjurkan, dan tidak berlebihan.
Olahraga ringan sebisanya, saya pilih gerak badan, skipping dan push up.  Dua minggu terpaksa absen jogging, atau jalan menyusuri jalan raya.
sewaktu waktu badan capek saya langsung istirahat, biasanya merem dan pulas sebentar saja. Lima atau sepuluh menit cukup, rasa kelelahan beranjak hilang.
Selama mengurusi orang sakit, kecapekan tidak bisa dihindarkan. Tetapi dengan management tenaga, pikiran dan waktu, setidaknya badan masih bisa diajak kompromi.
Dua pekan berlalu si sakit mulai membaik, rasanya lega dan bahagia seketika menyelimuti. Kelelahan telah dilalui seolah hilang, terbayarkan dengan senyum mengembang itu.
Di masa pemulihan, yang sakit tidak boleh langsung beraktivitas seperti sebelumnya.Â